Namun, pada Selasa, sebuah aliansi pemberontak utama mengumumkan gencatan senjata sepihak guna mendukung operasi penyelamatan dan bantuan.
Sejak kudeta militer pada 2021, Myanmar terus dilanda kekacauan. Militer menghadapi perlawanan bersenjata dari kelompok-kelompok oposisi, sedangkan tuduhan kekejaman terhadap warga sipil terus mencuat.
Pihak militer membantah tuduhan tersebut dan menyatakan mereka hanya berupaya melindungi negara dari kelompok teroris.
Tak hanya di Myanmar, dampak gempa juga dirasakan di negara tetangga, Thailand. Hingga Selasa, 21 orang dilaporkan tewas dan ratusan bangunan mengalami kerusakan.
Baca juga: Warga Mandalay Tidur di Tenda Terbuka, Trauma Gempa dan Takut Bangunan Runtuh
Tim penyelamat masih mencari korban di reruntuhan gedung pencakar langit yang tengah dibangun di Bangkok. Namun, mereka mengakui bahwa waktu menjadi tantangan besar dalam upaya penyelamatan ini.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini