Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Venezuela Umumkan Darurat Ekonomi, Warga Hadapi Krisis Berkepanjangan

Kompas.com - 16/04/2025, 08:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AP News

CARACAS, KOMPAS.com – Erick Ojeda, seorang nelayan berusia 24 tahun, kembali ke rumah dengan tangan kosong setelah perjalanan semalam untuk menangkap udang.

Meski ia tidak mendapatkan hasil, ia tetap membantu nelayan lainnya untuk mengeluarkan perahu dari air dan menimbang hasil tangkapan mereka.

Kakak perempuannya dan bayinya yang baru lahir menunggu di rumah sakit, berharap untuk dijemput oleh Ojeda, sebagaimana diberitakan AP News pada Selasa (15/4/2025).

Baca juga: AS Deportasi 200 Lebih Anggota Geng Venezuela

Namun, keberuntungan tidak berpihak pada mereka. Seperti banyak orang di Venezuela, para nelayan ini terus berjuang di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang semakin melemahkan daya beli masyarakat dan mendorong negara ini ke dalam resesi.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro bahkan mengumumkan darurat ekonomi pekan lalu, sebuah langkah yang mencerminkan keputusasaan pemerintah dalam mengatasi masalah ekonomi yang semakin memburuk.

Di tengah kelelahan dan kekhawatiran, para nelayan tetap menjalani rutinitas mereka.

Beberapa tidur siang di bawah gubuk dengan pemandangan kapal tanker minyak yang terparkir di Danau Maracaibo, sementara yang lainnya tetap bekerja keras, meskipun hasil yang mereka dapatkan tidak menentu.

"Kami terus percaya kepada Tuhan. Mari kita lihat apakah Tuhan akan melakukan mukjizat untuk memperbaiki seluruh Venezuela," ujar Ojeda penuh harapan.

Kondisi ekonomi kian memburuk

Perekonomian Venezuela kembali terpuruk, salah satunya akibat menurunnya pendapatan dari sektor minyak yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi negara ini.

Sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh komunitas internasional terhadap pemerintahan Maduro, yang dianggap melakukan kecurangan dalam pemilu, semakin memperparah kondisi.

Ditambah dengan keterbatasan ruang gerak pemerintah untuk merespons, krisis ekonomi negara ini makin dalam.

Namun, di tengah kesulitan tersebut, ada tanda-tanda kebangkitan ekonomi setelah pandemi. Warga Venezuela mulai beradaptasi dengan situasi baru, dimana dolar AS kini menjadi mata uang dominan dalam transaksi sehari-hari.

Baca juga: Trump Ancam Tarif Impor 25 Persen bagi Negara Pembeli Migas Venezuela

Mereka meninggalkan kebiasaan barter atau antrian panjang di supermarket, dan tidak lagi harus membawa tumpukan uang bolivar yang tak bernilai.

Pemerintah Venezuela juga melonggarkan kontrol harga barang-barang pokok, dan mengizinkan penggunaan dolar tanpa batasan.

Selain itu, Bank Sentral Venezuela menyuntikkan dolar ke pasar valuta asing setiap minggu untuk menopang bolivar, langkah yang berperan dalam mengakhiri siklus hiperinflasi yang terjadi selama bertahun-tahun.

Pada 2022, ekonomi Venezuela tercatat tumbuh 8 persen, setelah mengalami penurunan sebesar 80 persen antara tahun 2014 dan 2020.

Seiring dengan upaya stabilisasi ekonomi tersebut, berbagai bisnis mulai bermunculan, termasuk toko barang impor, restoran, hingga department store di ibu kota, Caracas.

Ketimpangan ekonomi di Maracaibo dan wilayah lain

Namun, pertumbuhan ekonomi ini tidak dirasakan merata. Di Caracas, ekonomi yang mulai pulih menawarkan beberapa peluang usaha baru, termasuk aplikasi pemesanan tumpangan dan pengiriman makanan.

Namun, di daerah lain seperti Maracaibo, yang merupakan jantung industri minyak Venezuela, masyarakat belum merasakan dampak positif yang signifikan.

Banyak bisnis tutup, seperti yang diungkapkan oleh Luis Medina (21), seorang warga Maracaibo, yang menunjukkan toko-toko besar seperti Subway dan Movistar yang tidak beroperasi.

Baca juga: Trump Ancam Cabut Status Bebas Pajak Harvard Usai Tolak Tuntutan Pemerintah

"Jika Anda lebih memperhatikan jalan-jalan utama tersebut, Anda akan melihat bahwa sebagian besar bisnis tutup," kata Medina.

Tantangan inflasi dan resesi

Situasi semakin memburuk dengan inflasi yang terus meningkat. Ekonom Pedro Palma memprediksi tingkat inflasi Venezuela bisa mencapai antara 180 hingga 200 persen dalam waktu dekat.

Ia memperingatkan, pendapatan yang tidak sebanding dengan inflasi akan memaksa masyarakat untuk memotong pengeluaran mereka, bahkan banyak yang terancam kehilangan pekerjaan.

"Kami memiliki prospek yang benar-benar dramatis. Di satu sisi, inflasi yang meroket. Di sisi lain, prospek resesi yang sangat signifikan," ujar Palma, menggambarkan situasi yang semakin suram bagi warga Venezuela.

Dengan krisis yang semakin mendalam dan darurat ekonomi yang diumumkan oleh pemerintah, Venezuela menghadapi tantangan besar dalam mengatasi kondisi yang semakin buruk ini.

Baca juga: Utusan Trump: Putin Siap Buka Jalan untuk Damai dengan Ukraina

Para warga dan pemerintah kini berharap agar ada solusi yang dapat mengatasi krisis ini, meskipun prospek ekonomi tetap penuh ketidakpastian.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau