Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Kapal China Tabrakan Saat Kejar Kapal Filipina, Muncul Suara Keras

Kompas.com - 11/08/2025, 12:19 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MANILA, KOMPAS.com – Kapal perang Angkatan Laut China menabrak kapal penjaga pantainya sendiri ketika mengejar kapal patroli Filipina di perairan Laut China Selatan, Senin (11/8/2025).

Juru bicara Penjaga Pantai Filipina, Komodor Jay Tarriela, mengatakan bahwa insiden terjadi di dekat Beting Scarborough, wilayah yang menjadi sengketa kedua negara.

Saat itu, kapal patroli Filipina sedang mengawal distribusi bantuan bagi para nelayan di area tersebut.

Baca juga: Cerita Pelaut Filipina Selamat dari Serangan Houthi: 5 Jam Mengerikan, Saksikan Kapal Tenggelam

“CCG 3104 (kapal penjaga pantai China), yang sedang mengejar BRP Suluan (kapal penjaga pantai Filipina) dengan kecepatan tinggi, melakukan manuver berisiko dari sisi kanan kapal kami. Hal ini menyebabkan tabrakan dengan kapal perang Angkatan Laut PLA (Tentara Pembebasan Rakyat),” kata Tarriela dalam pernyataan tertulis, dikutip dari kantor berita AFP.

Menurut Tarriela, tabrakan itu menimbulkan kerusakan signifikan pada haluan kapal CCG hingga dinyatakan tidak layak melaut.

Ia menambahkan, awak kapal China tidak merespons tawaran bantuan dari pihak Filipina.

Video yang dirilis pihak Filipina menunjukkan momen saat kapal Penjaga Pantai China dan kapal perang besar bernomor lambung 164 bertabrakan, terdengar suara benturan keras.

Baca juga: Kapal Perang Filipina Tenggelam Duluan Sebelum Ditembak

Beting Scarborough, wilayah yang diperebutkan China dan Filipina di Laut China Selatan, saat difoto pada 15 Februari 2024.AFP/JAM STA ROSA Beting Scarborough, wilayah yang diperebutkan China dan Filipina di Laut China Selatan, saat difoto pada 15 Februari 2024.
Sebelum tabrakan terjadi, BRP Suluan sempat diserang dengan meriam air oleh kapal China, tetapi berhasil menghindar.

Adapun Kedutaan Besar China di Manila belum memberikan tanggapan atas laporan tersebut.

Beting Scarborough, yang terdiri dari gugusan terumbu karang dan batu berbentuk segitiga, menjadi titik panas hubungan Filipina–China sejak dikuasai Beijing pada 2012.

Laut China Selatan sendiri merupakan jalur strategis yang dilalui lebih dari 60 persen perdagangan maritim dunia.

Beijing mengeklaim hampir seluruh perairan tersebut, meski Mahkamah Arbitrase Internasional pada 2016 memutuskan klaim itu tidak memiliki dasar hukum.

Sejauh ini belum ada informasi apakah terdapat korban luka dalam insiden kapal China yang bertabrakan ini.

Baca juga: Alasan Kenapa Laut China Selatan Terus Diperebutkan Selama 2023

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau