Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa Bantu Bersihkan Sampah di Gunung Everest, 1 Drone Setara 10 Orang

Kompas.com - 26/08/2025, 10:17 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Upaya menjaga kebersihan Gunung Everest mendapat dorongan baru dengan penggunaan drone tugas berat. Untuk kali pertama, sejumlah operator drone bekerja sama dengan pendaki dan pemandu lokal di Everest Base Camp pada musim pendakian tahun ini.

Gunung Everest selama ini kerap dijuluki “tempat sampah tertinggi di dunia” akibat tumpukan limbah seperti kaleng, tabung gas, botol, plastik, hingga peralatan pendakian yang ditinggalkan.

Dua unit drone DJI FC 30 berhasil diterbangkan hingga Camp 1 pada ketinggian 6.065 meter. Selama musim pendakian musim semi, dari April hingga awal Juni, drone tersebut mengangkut sekitar 300 kilogram sampah melalui udara.

Baca juga: Ukraina Rayakan Hari Kemerdekaan dengan Serangan Drone ke Rusia

“Sebelumnya hanya ada dua pilihan, menggunakan helikopter atau tenaga manusia. Tidak ada opsi lain,” kata Raj Bikram Maharjan dari Airlift Technology, perusahaan berbasis di Nepal yang mengembangkan proyek ini.

“Sebagai solusinya, kami mencoba konsep drone pengangkut berat untuk membawa turun sampah dari gunung,” lanjut Maharjan, dikutip dari AFP pada Selasa (26/8/2025).

Sebelum diterapkan di Everest, sistem ini diuji coba di Gunung Ama Dablam, pegunungan terdekat, dan berhasil mengangkut 641 kilogram sampah.

“Ini upaya revolusioner di pegunungan, membuatnya lebih bersih dan aman,” ujar Tashi Lhamu Sherpa, Wakil Ketua Pemerintah Daerah Khumbu Pasang Lhamu yang membawahi kawasan Everest.

Efisien dan aman

Ilustrasi pendaki di Gunung Everest.Shutterstock/Vixit Ilustrasi pendaki di Gunung Everest.
Menurut Kepala Komite Pengendalian Pencemaran Sagarmatha, Tshering Sherpa, teknologi ini jauh lebih efektif dibanding metode sebelumnya.

“Hanya dalam 10 menit sebuah drone bisa membawa sampah, pekerjaan yang setara dengan enam jam tenaga 10 orang,” katanya kepada AFP.

Harga satu drone mencapai 20.000 dollar AS atau sekitar Rp 325 juta. Namun, perangkat ini disediakan oleh produsen asal China untuk mendukung operasi pembersihan sekaligus mempromosikan mereknya. Sebagian biaya operasional ditanggung oleh pemerintah daerah.

Selain untuk mengangkut sampah, drone juga digunakan mengirim perlengkapan penting seperti tabung oksigen, tangga, dan tali.

Baca juga: HUT Ke-80 RI di Melbourne: Meriah dengan Drone Show, Festival Kuliner, hingga Konjen Awards

Teknologi ini diyakini bisa mengurangi risiko perjalanan berbahaya melewati Air Terjun Es Khumbu, jalur paling mematikan di Everest.

Pendaki muda pemegang rekor, Nima Rinji Sherpa, mengakui manfaat besar penggunaan drone.

“Tim perbaikan sangat terbantu. Mereka bisa fokus berjalan, sedangkan drone mengirim tangga, oksigen, atau tali. Itu menghemat banyak waktu dan tenaga,” ujarnya.

Rencana diperluas

Ke depan, Airlift Technology berencana mengoperasikan drone serupa di Gunung Manaslu, gunung tertinggi kedelapan di dunia.

Drone tidak hanya berguna dalam peperangan. Teknologi ini bisa menyelamatkan nyawa sekaligus menjaga lingkungan,” kata Maharjan.

Baca juga: Ukraina Dihujani 6.443 Drone dan Rudal Rusia Selama Juli 2025

“Bagi upaya iklim dan kemanusiaan, drone akan menjadi pengubah permainan,” tandasnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau