CANBERRA, KOMPAS.com - Pemerintah Australia mengusir Duta Besar Iran Ahmad Sadeghi dan menutup sementara Kedutaan Besar Australia di Teheran, setelah menuding Iran berada di balik dua serangan antisemit di Sydney dan Melbourne.
Ahmad Sadeghi bersama tiga staf diplomatik Iran diberi waktu tujuh hari untuk meninggalkan negara tersebut.
“Ini pertama kalinya sejak Perang Dunia II, kami mengusir seorang duta besar,” kata Menteri Luar Negeri Penny Wong.
Baca juga: Spek dan Keunggulan Jet Tempur Saeqeh Buatan Iran yang Tiru F-5 AS
Ia mengimbau seluruh warga Australia untuk tidak bepergian ke Iran dan bagi yang masih berada di sana agar segera pulang jika memungkinkan.
Ketegangan dua negara ini bermula dari hasil investigasi Australian Security Intelligence Organisation (ASIO) yang menyimpulkan bahwa Iran mengatur dua aksi pembakaran terhadap properti milik komunitas Yahudi.
Insiden pertama terjadi pada 20 Oktober 2024, ketika Lewis’ Continental Kitchen, sebuah restoran kosher di Bondi, Sydney, dibakar.
Sementara insiden kedua menargetkan Sinagoga Adass Israel di Melbourne pada 6 Desember 2024, saat sejumlah jemaat berada di dalam gedung.
“Serangan ini adalah tindakan agresi luar biasa dan berbahaya yang diatur oleh negara asing di tanah Australia,” tegas Perdana Menteri Anthony Albanese dalam konferensi pers, Selasa (26/8/2025).
Ia menambahkan, “Mereka berusaha menyakiti dan menakuti warga Yahudi Australia serta menebar kebencian dan perpecahan di masyarakat kita.”
Menurut Direktur Jenderal ASIO Mike Burgess, kedua serangan tersebut diatur langsung oleh Korps Garda Revolusi Irab (IRGC) melalui jaringan perantara.
“Ini dilakukan dengan sistem berlapis: IRGC memberi instruksi ke fasilitator luar negeri, lalu diteruskan ke koordinator hingga pelaksana di Australia,” ungkap Burgess. Ia juga menyebut keterlibatan kelompok kriminal lokal yang dijadikan perantara.
Meski tidak ada korban jiwa, serangan terhadap sinagoga memaksa jemaat melarikan diri. Bangunan ibadah yang didirikan oleh penyintas Holocaust itu mengalami kerusakan parah.
PM Albanese menyatakan, serangan ini memiliki dua motif utama, yakni antisemitisme dan upaya menciptakan disharmoni sosial.
“Ini adalah serangan terhadap kohesi sosial kita, terhadap siapa kita sebenarnya,” katanya dalam wawancara radio ABC.
Burgess mengungkapkan, selain dua serangan yang sudah terkonfirmasi, ASIO masih menyelidiki kemungkinan keterlibatan Iran dalam insiden antisemit lainnya yang meningkat sejak perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober 2023.
Baca juga: Ayatollah Ali Khamenei: Iran Tidak Akan Tunduk pada Amerika Serikat