Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan Sektarian di Suriah Tewaskan Hampir 2.000 Orang

Kompas.com - 29/08/2025, 17:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

DAMASKUS, KOMPAS.com – Jumlah korban tewas akibat kekerasan sektarian di Provinsi Sweida, Suriah, pada Juli lalu meningkat menjadi hampir 2.000 orang.

Hal ini disampaikan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) pada Jumat (29/8/2025), setelah puluhan jenazah baru berhasil diidentifikasi.

Bentrokan pecah pada 13 Juli antara kelompok pejuang Druze dan komunitas Badui Sunni. Konflik kemudian cepat meluas, menarik keterlibatan pasukan pemerintah serta pejuang dari wilayah lain di Suriah.

Baca juga: Israel Serang Suriah Selatan, 4 Orang Tewas Termasuk Warga Sipil

Pemerintah Suriah menyatakan pasukannya turun tangan untuk menghentikan kekerasan.

Namun, saksi mata, faksi-faksi Druze, serta SOHR menuding pasukan pemerintah justru berpihak kepada kelompok Badui dan melakukan pelanggaran serius, termasuk eksekusi singkat terhadap warga Druze.

“Organisasi kami telah mengidentifikasi 1.990 orang yang tewas dalam kekerasan tersebut, termasuk 14 orang sejak gencatan senjata diberlakukan pada 20 Juli,” kata Rami Abdel Rahman, Kepala SOHR yang berbasis di Inggris.

Menurut dia, peningkatan angka korban disebabkan penemuan jenazah di desa-desa terpencil dan kota-kota yang sulit dijangkau.

“Beberapa dari mereka yang kini terkonfirmasi tewas sebelumnya dilaporkan diculik atau hilang,” tambahnya, dikutip dari kantor berita AFP.

SOHR mencatat sebanyak 725 warga Sweida yang mayoritas beragama Druze, termasuk 167 warga sipil, meninggal dalam bentrokan. Selain itu, 765 warga sipil Druze lainnya dieksekusi singkat oleh aparat pertahanan dan dalam negeri.

Di sisi lain, bentrokan juga menewaskan 436 personel pemerintah. Sementara itu, 40 pejuang Badui Sunni ikut terbunuh, bersama tiga warga Badui, termasuk seorang perempuan dan seorang anak yang dieksekusi singkat oleh kelompok Druze.

SOHR menambahkan, total korban jiwa juga mencakup 21 orang lainnya, termasuk 15 personel pemerintah yang tewas dalam serangan Israel.

Israel, yang memiliki komunitas Druze di dalam negeri, menyebut aksinya dilakukan untuk melindungi kelompok minoritas tersebut sekaligus menegakkan tuntutan demiliterisasi Suriah selatan.

Baca juga: Pertemuan Langka, Israel dan Suriah Bahas Ketegangan di Paris

Pada Kamis (28/8/2025), pihak berwenang mengumumkan jalan raya utama Damaskus–Sweida kembali dibuka. Media pemerintah melaporkan masuknya truk tangki bahan bakar serta konvoi bantuan ke provinsi tersebut.

Sebelumnya, SOHR menuduh kelompok bersenjata pro-pemerintah memblokir jalur utama itu, sehingga sebagian besar bantuan harus dialihkan melalui provinsi tetangga, Daraa.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau