Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dihajar Tarif AS 50 Persen, India Ogah Tunduk dan Cari Pasar Lain

Kompas.com - 30/08/2025, 14:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

NEW DELHI, KOMPAS.com - India menegaskan tidak akan menyerah pada tekanan Amerika Serikat (AS) setelah Presiden Donald Trump memberlakukan tarif tinggi atas berbagai produk asal "Negeri Anak Benua".

Trump menerapkan tarif tinggi sebesar 50 persen untuk produk-produk impor dari India karena terus membeli minyak Rusia, sebagaimana dilansir AFP.

Menteri Perdagangan India Piyush Goyal menyatakan, negaranya justru akan fokus merebut pasar baru di tengah ketegangan perdagangan dengan Washington.

Baca juga: India Dihajar Tarif AS, Modi Bela-belain ke China Minta Dukungan Xi Jinping

“India tidak akan tunduk atau terlihat lemah. Kami akan terus bergerak bersama dan merebut pasar-pasar baru,” ujar Goyal dalam acara industri konstruksi di New Delhi, Jumat (29/8/2025).

Pernyataan ini menjadi yang pertama dari Goyal sejak tarif 50 persen atas banyak barang India resmi berlaku di AS pekan ini. 

Kebijakan itu disebut sebagai hukuman atas pembelian besar-besaran minyak Rusia oleh New Delhi, di tengah upaya Washington menekan Moskwa agar mengakhiri perang di Ukraina.

Sejak kembali ke Gedung Putih tahun ini, Trump kembali menggunakan tarif sebagai alat kebijakan dagangnya yang berdampak luas pada perekonomian global.

Hubungan perdagangan AS dan India pun makin tegang.

Baca juga: Tarif Impor Diputus Ilegal, Trump Ngamuk

New Delhi sebelumnya menyebut kebijakan tarif baru itu “tidak adil, tidak dapat dibenarkan, dan tidak masuk akal”.

Perundingan dagang kedua negara belakangan tersendat. 

Trump mendesak akses yang lebih besar bagi produk pertanian dan susu asal AS, sementara Perdana Menteri India Narendra Modi tetap berkomitmen melindungi petani India yang merupakan basis pemilih penting.

AS sendiri menjadi tujuan ekspor utama India pada 2024, dengan nilai pengiriman mencapai 87,3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 143 triliun. 

Para analis menilai, tarif 50 persen hampir setara dengan embargo dagang dan berpotensi merugikan banyak perusahaan kecil.

Baca juga: India Dihajar Tarif AS, Modi Bela-belain ke China Minta Dukungan Xi Jinping

Beberapa sektor seperti tekstil, makanan laut, dan perhiasan bahkan telah melaporkan pembatalan pesanan dari AS. 

Kerugian itu dimanfaatkan pesaing India seperti Bangladesh dan Vietnam untuk masuk pasar AS.

Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di India.

Goyal menegaskan pemerintah akan menyiapkan langkah dukungan dalam waktu dekat untuk menjaga kinerja ekspor.

"Saya dapat mengatakan dengan yakin bahwa ekspor India tahun ini akan melampaui capaian 2024-2025," ucap Goyal.

Baca juga: Perang Dagang Masih Membara, Trump Ancam Tarif Tambahan bagi Negara dengan Pajak Digital

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Sudah Tajir, Elon Musk Akan Diguyur Rp 15 Kuadriliun dari Tesla
Sudah Tajir, Elon Musk Akan Diguyur Rp 15 Kuadriliun dari Tesla
Global
Drone Houthi Tembus Pertahanan Israel, Sirene Peringatan Tak Bunyi
Drone Houthi Tembus Pertahanan Israel, Sirene Peringatan Tak Bunyi
Global
Profil Shigeru Ishiba, PM Jepang yang Mundur Usai Menjabat Setahun
Profil Shigeru Ishiba, PM Jepang yang Mundur Usai Menjabat Setahun
Global
Rusia Lancarkan Serangan Udara Tebesar, Hantam Kompleks Pemerintahan Ukraina 
Rusia Lancarkan Serangan Udara Tebesar, Hantam Kompleks Pemerintahan Ukraina 
Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Aksi Solidaritas Pemuda Malaysia, Kapal Rp 16 Miliar Tenggelam Setelah Diluncurkan
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Aksi Solidaritas Pemuda Malaysia, Kapal Rp 16 Miliar Tenggelam Setelah Diluncurkan
Global
PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Ini 2 Kandidat Penggantinya
PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Ini 2 Kandidat Penggantinya
Global
Selundupkan 362 Berlian Rp 5,2 Miliar ke Vietnam, Pria India Dipenjara 7 Tahun
Selundupkan 362 Berlian Rp 5,2 Miliar ke Vietnam, Pria India Dipenjara 7 Tahun
Global
Rumah Ibu Isaac Newton Ditemukan, Buka Sejarah Keluarga Sang Ilmuwan
Rumah Ibu Isaac Newton Ditemukan, Buka Sejarah Keluarga Sang Ilmuwan
Global
Balas Kematian PM, Houthi Yaman Tembakkan 3 Drone ke Arah Israel
Balas Kematian PM, Houthi Yaman Tembakkan 3 Drone ke Arah Israel
Global
Siapa Santo Carlo Acutis yang Baru Saja Dikanonisasi Paus Leo XIV?
Siapa Santo Carlo Acutis yang Baru Saja Dikanonisasi Paus Leo XIV?
Global
Pria Asing Diam-diam Huni Ruang Bawah Tanah Rumah Orang, Ada Listrik dan Kasur
Pria Asing Diam-diam Huni Ruang Bawah Tanah Rumah Orang, Ada Listrik dan Kasur
Global
Vaksin Kanker Buatan Rusia 2025 Diluncurkan dan Siap Digunakan
Vaksin Kanker Buatan Rusia 2025 Diluncurkan dan Siap Digunakan
Global
Kelompok Bersenjata Palestina Luncurkan 2 Roket ke Israel
Kelompok Bersenjata Palestina Luncurkan 2 Roket ke Israel
Global
Carlo Acutis Jadi Santo Milenial Pertama, Dijuluki 'Influencer Tuhan'
Carlo Acutis Jadi Santo Milenial Pertama, Dijuluki "Influencer Tuhan"
Global
Perluas Operasi Militer, Israel Ratakan Gedung Pencakar Langit Kedua di Kota Gaza
Perluas Operasi Militer, Israel Ratakan Gedung Pencakar Langit Kedua di Kota Gaza
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau