KOMPAS.com – Pada akhir 1980-an, Thailand, tetangga Indonesia, berambisi memperkuat kekuatan maritimnya di Asia Tenggara.
Ambisi tersebut diwujudkan dengan rencana pembangunan kapal induk pertama "Negeri Gajah Putih".
Setelah melalui berbagai proses, pembangunan kapal induk Thailand pun dimulai pada 1992 dengan nama HTMS Chakri Naruebet (CVH-911).
Baca juga: Mengenal USS Nimitz, Kapal Induk AS yang Matikan Sinyal di Indonesia
Kapal induk ini diresmikan pada 1997 dan menjadi andalan Angkatan Laut Kerajaan Thailand.
Hingga kini, Chakri Naruebet tercatat sebagai satu-satunya kapal induk yang pernah dioperasikan negara di Asia Tenggara.
Nama kapal tersebut berarti "Kedaulatan Dinasti Chakri", diambil dari Dinasti Chakri yang memerintah Thailand sejak 1782.
Investasi ini menelan biaya sekitar 285 juta dollar AS atau setara Rp 1,14 miliar.
HTMS Chakri Naruebet dibangun oleh galangan kapal Spanyol, Bazan, dengan rancangan yang dimodelkan dari kapal induk Principe de Asturias milik Angkatan Laut Spanyol.
Baca juga: Kapal Induk AS Matikan Sinyal di Indonesia Saat Menuju Timur Tengah, Ada Apa?
Kapal dengan bobot lebih dari 11.400 ton dan panjang 182 meter itu kemudian dikenal sebagai kapal induk terkecil di dunia.
Secara desain, kapal ini mampu menampung sembilan jet tempur AV-8S (Matador) Harrier yang dibeli dari Spanyol, serta enam helikopter SH-70 untuk mendukung operasi marinir Thailand.
Kapal ini juga dapat mengangkut 62 perwira, 393 awak, dan 146 personel penerbangan.
Namun, meski berfungsi layaknya kapal induk, secara resmi Angkatan Laut Thailand hanya menyebutnya sebagai kapal induk helikopter.
Keberadaan kapal induk ini sempat menjadi kebanggaan nasional, namun itu hanya berlangsung sebentar.
Baca juga: 2 Kapal Induk China Mondar-mandir Pasifik, Jepang Waswas
Bebarengan dengan diresmikannya HTMS Chakri Naruebet, di tahun yang sama, krisis keuangan yang menghantam Asia pada 1997.
Karena krisis ini, biaya operasional HTMS Chakri Naruebet menjadi terbatas.