Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggalkan Rusia, India Bangun Mesin Jet Siluman Generasi Kelima dengan Perancis

Kompas.com - 01/09/2025, 17:21 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com - India menjalin kemitraan pertahanan dengan Perancis untuk mengembangkan dan memproduksi mesin jet tempur siluman generasi kelima senilai 7 miliar dollar AS (sekitar Rp 115 triliun).

Kesepakatan tersebut menandai langkah strategis New Delhi dalam mengurangi ketergantungan pada persenjataan Rusia sekaligus memperkuat ambisi kemandirian pertahanan.

Menurut laporan The Economic Times pada Kamis (28/8/2025), kesepakatan ini melibatkan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pertahanan India (DRDO) dan raksasa kedirgantaraan Perancis, Safran, untuk mengembangkan mesin berkekuatan 120 kilonewton.

Baca juga: Awal Mula Jet Tempur Siluman Tercipta, Teori Ilmuwan Rusia Jadi Fondasi

Mesin tersebut akan dipakai di jet tempur Advanced Medium Combat Aircraft (AMCA), pesawat siluman generasi kelima buatan India, serta platform masa depan lainnya.

Lompatan teknologi dan transfer penuh

Proyek ini mencakup desain, pengujian, sertifikasi, hingga produksi mesin di India.

Safran dipilih karena menawarkan skema transfer teknologi penuh—sesuatu yang sangat jarang terjadi dalam industri pertahanan global.

Safran sendiri bukan pemain baru di India, karena sudah lama memproduksi mesin helikopter dan menjalin kerja sama pertahanan dengan New Delhi.

Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh, menegaskan bahwa kesepakatan ini bukan sekadar kerja sama, melainkan tonggak bersejarah menuju kemandirian pertahanan.

“India sedang bergerak menuju pembangunan jet tempur generasi kelima dan memproduksi mesinnya sendiri dengan dukungan Safran,” kata Singh dalam The Economic Times World Leaders Forum.

Dari pengguna menjadi produsen

Kesepakatan ini juga memperlihatkan arah baru India yang tak lagi ingin hanya menjadi pembeli. Tahun ini, Singh telah menyetujui desain prototipe AMCA.

Dalam satu dekade terakhir, India gencar mengembangkan kapabilitas militernya, termasuk meluncurkan kapal induk buatan dalam negeri, memperluas produksi kapal selam dan kapal perang, menguji rudal hipersonik, hingga membangun pabrik helikopter raksasa.

Dengan 65 persen penduduk berusia di bawah 35 tahun dan lebih dari 100 perusahaan rintisan unicorn, India berambisi menjelma sebagai kekuatan pertahanan global, bukan sekadar regional.

Program mesin jet bersama Perancis ini disebut sebagai salah satu langkah paling menentukan menuju visi tersebut.

Baca juga: Mengenal 7 Jet Tempur Siluman di Dunia, Baru 3 Negara yang Bikin

Perlahan tinggalkan Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) disambut Perdana Menteri India Narendra Modi (kanan) di New Delhi, India, pada 2021.AFP/MONEY SHARMA via DW INDONESIA Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) disambut Perdana Menteri India Narendra Modi (kanan) di New Delhi, India, pada 2021.

Kerja sama ini juga menegaskan pergeseran India dari ketergantungan pada senjata Rusia.

Sebelumnya, pada April 2024, India meneken kontrak 7,4 miliar dollar AS (sekitar Rp 121 triliun) untuk membeli 26 jet tempur Rafale Marine dari Perancis.

Jet tersebut akan ditempatkan di kapal induk INS Vikrant, menggantikan MiG-29K buatan Rusia yang sudah menua.

Data dari SIPRI menunjukkan ketergantungan India pada Rusia terus merosot, dari 72 persen impor senjata pada periode 2010–2014, menjadi hanya 36 persen antara 2020–2024.

Meski begitu, India masih menjaga hubungan dagang dengan Moskwa. Kedua negara bahkan menargetkan nilai perdagangan 100 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.643 triliun) dalam lima tahun ke depan. Namun, untuk arah modernisasi militernya, India memilih Perancis, bukan Rusia.

Baca juga: Rusia Kirim Jet Tempur Siluman ke Dekat China, Tandingi F-35 Milik AS di Jepang?

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau