Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Asing Soroti Simbol Pink-Hijau dalam Demo Indonesia

Kompas.com - 04/09/2025, 13:22 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC, AFP, France24

Grafiti itu diwarnai dengan warna pink dan hijau mencolok.

Media Perancis ini melihat kedua warna tersebut dengan cepat menjadi simbol gerakan solidaritas setelah kerusuhan, yang dipicu oleh ketidakpuasan terhadap ketimpangan ekonomi dan fasilitas mewah anggota DPR.

Gerakan pink dan hijau yang lahir dari protes tersebut mendesak Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan DPR melakukan evaluasi atas kebijakan fasilitas mewah yang memperluas gap antara anggota perwakilan rakyat dengan masyarakat umum.

Massa menyoroti fasilitas DPR yang mencakup tunjangan perjalanan luar negeri dan perumahan bagi anggotanya, yang mana nilainya hampir 10 kali lipat dari upah minimum di Jakarta.

“Ini soal sistem yang sepenuhnya korup, jarak antara orang di pemerintahan, parlemen, dan kita sebagai rakyat yang harus mereka layani terlalu besar,” kata Dila (28) di ibu kota Jakarta kepada AFP.

Di sela pekerjaannya sebagai karyawan kantoran, Dila mengaplikasikan filter pink dan hijau cerah pada foto profil Instagram dan WhatsApp miliknya.

Seperti kebanyakan orang, Dila mengadopsi gerakan pink dan hijau secara daring sebagai bentuk solidaritas dan cara untuk menyebarkan informasi kepada mereka yang belum tahu atau tidak turun ke jalan.

"Yang kita butuhkan sekarang adalah solidaritas satu sama lain…karena jalan masih panjang," ujarnya.

Baca juga: Media Asing Ramai Bahas Prabowo ke China Saat Indonesia Diguncang Demonstrasi

Pelanggaran HAM yang harus segera diselidiki

Media Inggris, BBC, menyoroti adanya indikasi pelanggaran hak asasi manusia dalam serangkaian aksi unjuk rasa di Indonesia.

Kantor HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyerukan untuk “investigasi yang cepat, menyeluruh, dan transparan” atas pelanggaran hak asasi manusia dalam penanganan protes di Jakarta.

"Negara harus segera memenuhi semua tuntutan rakyat selama demonstrasi sebelum jatuhnya korban lebih lanjut," kata Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid.

Menurut data Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), setidaknya 10 orang tewas selama gelombang demonstrasi pada akhir Agustus, beberapa diduga akibat kekerasan polisi.

Sementara, setidaknya 1.042 orang dilarikan ke rumah sakit di seluruh nusantara.

Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Anis Hidayah, mengatakan situasi saat ini mengkhawatirkan, terutama karena kekerasan yang dilakukan oleh aparat yang terus berlanjut sepanjang demonstrasi.

Baca juga: Alasan Prabowo Tetap ke China meski Marak Demo di Indonesia

"Tindakan-tindakan ini merupakan akibat dari ruang dialog yang sangat terbatas. Ketika orang ingin menyampaikan masalah dan kesulitannya, ruang tersebut seolah tersedia, tetapi tidak mudah diakses," ujar Anis dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (2/9/2025).

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau