Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat

Kompas.com - 03/09/2025, 14:43 WIB
Aditya Jaya Iswara,
Shintaloka Pradita Sicca

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi demonstrasi yang berlangsung di berbagai daerah di Indonesia sejak 28 Agustus 2025 mendapat sorotan tajam dari lembaga hak asasi manusia internasional.

ASEAN Parliamentarians for Human Rights (APHR) menyampaikan kecaman terhadap tindakan aparat keamanan yang dinilai berlebihan dalam menghadapi massa.

Menurut APHR, penggunaan gas air mata, meriam air, hingga kendaraan lapis baja dinilai tidak proporsional dan membahayakan keselamatan warga.

Baca juga: 211 Organisasi HAM Kecam Kekerasan Aparat RI dalam Pengamanan Demo

Dalam pernyataan tertulis yang dirilis pada Jumat (29/8/2025), APHR juga menyoroti tindakan aparat yang menghalangi akses relawan medis dan jurnalis di lapangan.

Mereka yang berupaya memberikan bantuan atau meliput situasi, disebut justru dihalangi dan diintimidasi.

Salah satu insiden paling tragis terjadi saat seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, tewas akibat dilindas kendaraan taktis (rantis) polisi ketika melintas di lokasi demonstrasi.

Ratusan ojol menyalakan lilin dan tabur bunga sebagai ungkapan duka untuk Affan Kurniawan. KOMPAS.COM/Fitri Anggiawati Ratusan ojol menyalakan lilin dan tabur bunga sebagai ungkapan duka untuk Affan Kurniawan.
Anggota Dewan APHR asal Timor Leste, Maria Angelina Sarmento, menyebut kematian Affan dan berbagai bentuk kekerasan lainnya sebagai sinyal bahaya bagi kebebasan sipil di Indonesia.

“Ini adalah peringatan bahwa hak rakyat biasa untuk menuntut pemerintahan yang lebih baik sedang terancam,” kata Maria.

Sementara itu, Arlene Brosas, anggota Dewan APHR sekaligus mantan anggota DPR (Dewan Perwakila Rakyat) Filipina, mengkritik pendekatan aparat yang menurutnya mengabaikan keselamatan publik.

“Ketika mekanisme penegakan hukum diprioritaskan di atas kesejahteraan warga, negara meninggalkan tugas fundamentalnya,” ujar Brosas.

Ia mendesak agar pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kekerasan mematikan dalam aksi tersebut segera diadili. Pemerintah juga diminta membuka ruang dialog dengan para mahasiswa dan pekerja yang menuntut perubahan.

Baca juga: Alasan Prabowo Tetap ke China meski Marak Demo di Indonesia

Demo Indonesia, penentu arah masa depan

Anggota Parlemen Malaysia yang juga tergabung dalam APHR, Wong Chen, menyampaikan bahwa respons pemerintah terhadap demonstrasi ini akan menjadi penentu arah masa depan demokrasi Indonesia.

“Menindas suara yang mengangkat masalah nyata tentang korupsi, keamanan pekerjaan, dan perpajakan tidak akan menyelesaikan masalah; justru akan memperburuknya,” tegas Chen.

Melalui pernyataan resminya, APHR menyampaikan solidaritas kepada keluarga korban, mahasiswa, pekerja, jurnalis, dan masyarakat sipil yang terlibat maupun memantau aksi protes ini.

Organisasi HAM tersebut mendorong Pemerintah Indonesia untuk segera membuka dialog yang tulus dan konstruktif dengan para demonstran.

Selain itu, reformasi legislatif dan kebijakan yang menyentuh isu-isu struktural seperti korupsi, keamanan sosial, dan krisis ekonomi, dinilai mendesak untuk dilakukan.

APHR juga menekankan bahwa kekerasan oleh aparat keamanan negara tidak boleh terulang, terlebih jika berujung pada hilangnya nyawa warga sipil yang tak bersalah.

Baca juga: Demo Diaspora Indonesia di Jerman, Kecam Rezim di Tanah Air: Rakyat Tak Akan Tinggal Diam

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau