KUNMING, KOMPAS.com – Seorang perempuan berusia 50 tahun di China berhasil diterima sebagai mahasiswa pascasarjana di Southwest Forestry University , Kunming, Provinsi Yunnan.
Capaian tersebut sangat berarti baginya. Sebab, selama lebih dari 10 tahun hidupnya, perempuan bermarga Yang itu harus berjuang dengan luka bakar parah dan trauma mendalam.
Yang mengalami luka serius pada wajah dan lengannya akibat kebakaran pada 2013, sebagaimana dilansir South China Morning Post, Kamis (4/9/2025).
Baca juga: Wanita 80 Tahun di Jepang Terkena Modus Penipuan Asmara, Rp 110 Juta Raib
Sejak saat itu, penampilannya berubah total. Wajahnya penuh bekas luka, bahkan ia harus selalu mengenakan masker ketika keluar rumah.
"Lengan kiri saya kehilangan semua fungsinya, sementara untungnya, lengan kanan saya masih berfungsi separuhnya, sehingga saya bisa belajar," ujar Yang, dikutip Hubei TV.
Sebelum peristiwa itu, Yang merupakan lulusan Universitas Tongji di Shanghai dengan gelar sarjana kimia dan lulus pada pertengahan 1990-an.
Namun, luka bakar yang dialaminya membuat sia kehilangan pekerjaan, mengalami depresi, hingga didiagnosis gangguan stres pascatrauma atau PTSD.
Sejak beberapa tahun lalu, ia hidup dari uang pensiun.
Baca juga: Tak Sadar Hamil, Seorang Wanita Lahirkan Anak di Festival Burning Man
Meski pernah terpuruk, Yang mengaku sudah lama memiliki impian melanjutkan studi hingga jenjang magister.
Dorongan itu semakin kuat ketika dua tahun lalu putranya gagal masuk sekolah pascasarjana.
"Saya membantunya memilah materi ujian setelah sia selesai ujian. Saya pikir sayang sekali jika kita menjual buku-buku ini dengan harga yang sangat murah," kata Yang.
"Ketika saya melihat-lihat beberapa halaman, saya menyadari isinya tidak sulit bagi saya. Jadi saya mulai belajar untuk ujian menggunakan buku-buku putra saya," tambahnya.
Baca juga: Kucingnya Berisik di Kereta, Wanita Perancis Didenda Rp 2 Juta
Yang dua kali mengikuti ujian masuk sebelum akhirnya lolos.
Menurutnya, mata uji paling sulit adalah Bahasa Inggris, karena dia sudah tidak menggunakannya selama lebih dari dua dekade.
"Ujiannya cukup menantang. Berkat dukungan dan kebersamaan dengan suami dan putra saya, saya berhasil melewatinya hingga meraih kemenangan," ungkapnya.