Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Purbaya Balas Kritik Hasan Nasbi, Sebut ‘Gaya Koboi’ Sukses Dongkrak Kepercayaan Publik

Kompas.com - 27/10/2025, 20:15 WIB
Wahyu Wachid Anshory

Editor

KOMPAS.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi kritik dari mantan Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, terkait gaya komunikasinya yang dinilai terlalu keras dan berpotensi melemahkan solidaritas antarlembaga pemerintah.

Purbaya menegaskan bahwa gaya komunikasi yang disebutnya sebagai 'koboi' itu justru dijalankan atas perintah langsung Presiden Prabowo Subianto untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

“Jadi sepertinya saya koboy, tapi yang saya lakukan adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat ke pemerintah. Itu juga atas perintah Bapak Presiden. Jadi saya tidak berani gerak sendiri,” ujar Purbaya saat ditemui di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (27/10/2025).

Baca juga: Gaya Koboinya Dikritik, Purbaya: Itu Juga Atas Perintah Bapak Presiden

Menurut Purbaya, sikapnya yang lugas dan tegas bukan untuk menyerang pihak lain, melainkan untuk menyampaikan pesan secara jujur dan transparan kepada publik.

“Jangan dianggap saya koboy. Saya hanya perpanjangan tangan dari Bapak Presiden, dengan versi yang lebih halus malah,” tambahnya.

Mengapa Gaya Komunikasi Purbaya Dikritik?

Kepala Komunikasi Presiden, Hasan Nasbi saat menemui wartawan usai meninjau pelaksanaan program makan bergizi gratis di SDN Sinduadi Timur, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Jumat (17/01/2025).KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Kepala Komunikasi Presiden, Hasan Nasbi saat menemui wartawan usai meninjau pelaksanaan program makan bergizi gratis di SDN Sinduadi Timur, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Jumat (17/01/2025).

Kritik terhadap gaya komunikasi Purbaya datang dari Hasan Nasbi, mantan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) yang kini menjadi anggota Badan Komunikasi Pemerintah.

Menurut Hasan, gaya bicara Purbaya yang sering menyinggung pejabat lain berpotensi menciptakan kesan perpecahan di internal pemerintahan.

“Kalau kita bicara dalam konteks pemerintah, ya sesama anggota kabinet, sesama pemerintah enggak bisa baku tikam terus-menerus di depan umum. Karena itu akan melemahkan pemerintah,” ujar Hasan melalui kanal YouTube pribadinya.

Baca juga: Menkeu Purbaya Tegaskan Tak Akan Razia Pakaian Impor Ilegal di Pasar: Cuma di Pelabuhan

Ia juga mengingatkan bahwa kritik antarpejabat sebaiknya dilakukan secara tertutup agar tidak memberi kesan negatif di mata publik.

“Kalau mau baku tikam di ruang tertutup, mau saling koreksi, mau saling debat, silakan. Tapi kalau di ruang terbuka, itu bisa menghibur orang yang tidak suka dengan pemerintah,” ujarnya.

Hasan mencontohkan salah satu pernyataan Purbaya yang dianggapnya menimbulkan persepsi negatif, yakni saat Purbaya berselisih pendapat dengan sejumlah kepala daerah terkait dana transfer ke daerah (TKD).

“Misalnya menteri berantem sama gubernur, mungkin hari ini kita melihatnya jadi hiburan. Tapi kalau lama-kelamaan, orang akan melihat ini sebagai ketidak-solidan pemerintah,” kata Hasan.

Baca juga: Datangkan Ahli IT untuk Perbaiki Coretax, Purbaya Berkelakar Bakal Ajari Komdigi Soal Keamanan Siber

Apakah Gaya 'Koboi' Efektif Membangun Kepercayaan Publik?

Meski dikritik, Purbaya mengklaim bahwa pendekatannya justru efektif dalam mengembalikan kepercayaan publik kepada pemerintah. Ia mengutip hasil survei Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang menunjukkan peningkatan indeks kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah pada Oktober 2025.

“Berdasarkan survei LPS, indeks kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah naik dari 101,5 menjadi 113,3. Levelnya sekarang sudah stabil lagi. Jadi stabilitas pemerintahan amat baik di mata masyarakat,” jelasnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Jawa Barat
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Jawa Tengah
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Jawa Tengah
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
Banten
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau