Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prada Richard Mengaku Trauma, Minta Dipindahkan Usai Disiksa dan Dipaksa Lakukan Asusila

Kompas.com - 30/10/2025, 12:45 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com – Prajurit Dua (Prada) Richard Bulan mengaku mengalami trauma mendalam usai disiksa dan dipaksa melakukan tindakan asusila oleh para seniornya di Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan/834 Wakanga Mere (Yonif TP/834/WM), Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Usai kesaksiannya di sidang kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo, Richard mengaku ingin dipindahkan dari satuannya karena masih merasakan ketakutan dan mengalami luka fisik akibat penyiksaan tersebut.

“Saya sangat dipermalukan sebagai laki-laki dan di situ saya disuruh melakukan hal yang konyol. Tuhan yang kasih maafkan. Sebagai manusia satu memaafkan yang satu,” ujar Richard dengan suara bergetar saat bersaksi di Pengadilan Militer III-15 Kupang, Rabu (29/10/2025).

Baca juga: Prada Richard Menangis di Sidang Kasus Kematian Prada Lucky, Ungkap Kekerasan Brutal ke Korban

Trauma dan Permintaan Perlindungan

Richard mengatakan dirinya masih mengalami kencing darah akibat penyiksaan keji yang dialaminya. Ia berharap bisa segera dipindahkan ke satuan lain agar dapat menjalani perawatan medis dan pemulihan psikologis.

“Kalau bisa saya dipindahkan supaya bisa berobat. Keterangan itu lupa saya sampaikan di persidangan,” ucapnya.

Selain itu, Richard juga menyatakan kesediaannya untuk mendapat perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) karena khawatir akan keselamatannya setelah memberikan kesaksian di persidangan kasus kematian Prada Lucky.

Baca juga: Prada Lucky Dianiaya dan Dipaksa Mengaku LGBT oleh Atasan, Sang Ibu Minta Pelaku Dihukum Berat

Tak Bisa Komentari Keterangan di Luar Sidang

Menanggapi pernyataan Richard di luar persidangan, Humas Pengadilan Militer III-15 Kupang, Kapten Chk Damai Chrisdianto mengatakan pihaknya tidak dapat memberikan komentar karena keterangan tersebut disampaikan di luar forum resmi.

“Karena itu di luar sidang, kami tidak bisa memberikan tanggapan atas hal itu. Kalau disampaikan dalam persidangan mungkin bisa dipertimbangkan Majelis Hakim. Tadi teman-teman juga sudah melihat fakta-fakta persidangan seperti apa,” ujar Damai kepada wartawan.

Ia menambahkan, persidangan akan dilanjutkan pekan depan dengan agenda mendengarkan keterangan saksi lain yang sebelumnya belum sempat hadir. Menurutnya, beberapa saksi absen karena berbagai alasan, namun pihak pengadilan tetap berupaya memanggil mereka hingga tiga kali.

“Kemungkinan (keterangan dibacakan) itu nanti kita lihat,” katanya.

Baca juga: Di Hadapan Hakim Pengadilan Militer, Ayah Prada Lucky Mengaku Ditipu Salah Satu Pelaku

Ibunda Richard Minta Pelaku Dihukum Berat

Sementara itu, Marice Ndun, ibunda Prada Richard Bulan, turut hadir dalam persidangan.

Ia meminta Majelis Hakim menjatuhkan hukuman seberat-beratnya terhadap 22 terdakwa yang terlibat dalam penyiksaan dan kematian Prada Lucky.

“Hukum seberat-beratnya, pecat. Saya melahirkan dia, saya janda, saya belum pernah pukul dia. Sebagai seorang mama saya sedih. Tuhan saja memaafkan mereka setimpal perbuatan mereka,” kata Marice dengan nada penuh emosi.

Kronologi Kekerasan di Yonif TP/834/WM

Dalam kesaksiannya di persidangan, Prada Richard Bulan mengungkapkan kekerasan dimulai sekitar pukul 01.30 WITA. Saat itu, terdakwa II Pratu Emeliano De Araujo menendang kepala Prada Lucky yang sedang duduk di atas matras.

“Almarhum ditendang di kepala satu kali, tapi keras,” ucap Richard.

Halaman:


Terkini Lainnya
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Jawa Barat
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Jawa Tengah
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Jawa Tengah
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
Banten
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau