Parapuan.co - Peran caregiver tidak lagi sekadar membantu kebutuhan sehari-hari, melainkan telah berkembang menjadi profesi yang membutuhkan keahlian khusus, empati, dan pemahaman mendalam tentang berbagai kondisi kesehatan dan psikologis.
Dalam konteks ini, sertifikasi menjadi krusial sebagai bukti kompetensi dan kredibilitas seorang caregiver. Sertifikasi adalah validasi resmi bahwa seorang caregiver telah memenuhi standar tertentu dalam pengetahuan, keterampilan, dan etika profesi.
Di sisi lain, seiring dengan meningkatnya permintaan akan profesionalisme di bidang ini, uji kompetensi sertifikasi menjadi tahapan krusial yang menjamin kualitas dan kredibilitas seorang caregiver. Uji kompetensi ini adalah evaluasi sistematis terhadap pengetahuan, keterampilan, dan sikap seorang individu dalam menjalankan tugas profesinya.
Uji kompetensi adalah fondasi utama dalam sertifikasi caregiver. Ini adalah jaminan kualitas yang memberikan manfaat besar bagi pasien, keluarga, caregiver itu sendiri, dan industri perawatan kesehatan secara keseluruhan.
Pentingnya sertifikasi pada profesi ini, LPK Insan Medika Academy menyelenggarakan uji kompetensi sertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) di kantornya di kawasan Ngupasan Gondomanan, Kota Yogyakarta, (19/6/2025).
Sebanyak 132 peserta mengikuti uji kompetensi caregiver pelaksana dengan 32 unit kompetensi yang diujikan. Tujuan sertifikasi ini adalah untuk memastikan peserta memiliki kualifikasi yang memadai untuk bekerja baik di dalam maupun luar negeri.
Perlu diketahui, BNSP memiliki dua jenis sertifikasi di bidang caregiver. Yaitu Caregiver Pelaksana (32 unit kompetensi) dan Penyelia (42 unit kompetensi), yang menunjukkan level kualifikasi berbeda.
Menurut Muhammad Hadhiar Akhid A.Md.Kep, Kepala TUK Insan Medika Academy Yogyakarta, sebanyak 132 caregiver menjalani uji kompetensi BNSP, mempersiapkan mereka untuk bekerja di dalam atau luar negeri. Ia menambahkan bahwa permintaan terhadap profesi caregiver saat ini memang sedang melonjak, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
"Jadi memang profesi caregiver saat ini cukup menjanjikan bagi pekerja yang memiliki kompetensi di bidangnya. Uji kompetensi dari BNSP Pelaksana ini ada 32 Unit Kompetensi yang diuji langsung oleh Asesor dari Lembaga Sertifikasi Kompetensi Caregiver. Ujiannya dilakukan satu per satu Teori dan Demonstrasi," ungkapnya di sela ujian.
Baca Juga: Seperti Raisa, Ini Peran Anak Perempuan Sebagai Caregiver Ibu Pengidap Kanker
Hadhiar menjelaskan bahwa para peserta menjalani serangkaian ujian yang meliputi etika komunikasi, kondisi dan risiko kerja, pendampingan lansia bahaya jatuh, pertolongan pertama (P3K), pemeriksaan tanda-tanda vital, pemberian nutrisi melalui sonde feeding, hingga pelayanan lansia dengan demensia.
Sertifikasi ini merupakan syarat utama untuk bekerja, terutama bagi calon pekerja migran Indonesia (CPMI) yang ingin menjadi caregiver di luar negeri.
"Persyaratan G to G wajib syarat ini. Di dalam negeri, sertifikat ini bisa memungkinkan mereka bekerja sesuai kompetensinya bisa di berbagai layanan kesehatan kebutuhan caregiver,” tambahnya.
Sebelumnya, ke-132 caregiver ini telah lulus ujian sertifikasi tingkat lokal yang diselenggarakan oleh LPK Insan Medika Academy yang terakreditasi LA-LPK. Setelahnya, mereka akan langsung ditempatkan untuk bekerja di berbagai wilayah, terutama Jabodetabek, serta beberapa negara lain seperti Jepang, Polandia, Jerman, Singapura, Kanada, dan Inggris.
Menurut Ns. Achmad Nasikin, S.Kep, Kepala LPK Insan Medika Academy, uji kompetensi lokal telah berlangsung pada 13 Juni di fasilitas mereka. Selain itu, pada 17 Juni, para caregiver juga aktif dalam kegiatan sosial dengan melakukan donor darah dan pemeriksaan mata gratis, berkolaborasi dengan PMI Kota Yogyakarta dan Akur Optik.
Ari Roesmaryani, Pengantar Kerja Ahli Madya Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) DIY, menyatakan dukungannya kepada LPK Insan Medika Academy dan TUK Insan Medika Academy. Menurutnya, lembaga ini sangat membantu pemerintah dalam menyiapkan calon pekerja migran dengan meningkatkan kompetensi mereka. Hal ini selaras dengan misi BP3MI untuk memastikan calon pekerja migran telah memiliki sertifikat kompetensi.
"Kebutuhan caregiver di luar negeri banyak karena beberapa negara mengalami aging population. Taiwan dan Singapura besar yang permintaannya, trennya meningkat. Banyak juga yang ke Jepang karena di sana sangat banyak lansia, sehingga caregiver dibutuhkan," tambahnya.
Menurut Ari, LPK Insan Medika Academy merupakan alternatif yang resmi, terpercaya, dan terakreditasi bagi siapa pun atau lembaga yang ingin meningkatkan kompetensi serta mendapatkan sertifikasi BNSP bidang caregiver.
Baca Juga: Nyaris Putus Asa, Sulitnya Menjadi Caregiver Lansia Penderita Demensia
Ia juga menambahkan, SMK Kesehatan atau instansi pendidikan lainnya yang ingin membekali siswanya dengan kompetensi ini dapat langsung menghubungi LPK Insan Medika Academy.
BP3MI DIY juga mengingatkan masyarakat agar berhati-hati terhadap iklan lowongan kerja ke luar negeri di media sosial, baik dari perusahaan penempatan maupun lembaga pelatihan, karena platform ini sering disalahgunakan untuk Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Oleh karena itu, masyarakat wajib memastikan lembaga atau perusahaan tersebut terakreditasi dan memiliki izin yang jelas.
(*)