Parapuan.co - Di balik setiap terobosan ilmiah, inovasi teknologi, dan kemajuan sosial, ada peran tak terpisahkan dari para peneliti. Namun, seringkali peran peneliti perempuan kurang mendapat sorotan yang selayaknya.
Padahal, kontribusi mereka sangat krusial, tidak hanya untuk memajukan suatu negara, tetapi juga untuk membentuk masa depan generasi muda yang lebih cerah. Lebih dari itu, peneliti perempuan membawa perspektif dan pendekatan unik yang memperkaya ranah ilmiah.
Adapun salah satu sosok peneliti perempuan yang jarang jadi sorotan adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Prof. Dr. Wahyu Widowati, M.Si.
Padahal ia adalah sosok peneliti perempuan inspiratif bagi generasi muda berkat kontribusinya pada dunia penelitian.
Bagaimana tidak? Profesor Dr. Wahyu Widowati, M.Si., baru-baru ini diakui sebagai peneliti terbaik dunia dalam bidang Farmakologi dan Toksikologi, khusus kategori Antioksidan.
Penghargaan ini diberikan oleh ScholarGPS, yang menempatkannya di peringkat 592 global dengan status "Top Scholar – Prior 5 Years."
Penghargaan Top Scholar hanya diberikan kepada 0,5% peneliti teratas di dunia, sebuah kelompok elite yang diseleksi dari 30 juta akademisi di 120 ribu institusi pendidikan di seluruh dunia.
Karya-karya publikasi Prof. Wahyu termasuk dalam jajaran publikasi riset UK Maranatha yang memiliki sitasi tertinggi dalam periode lima tahun terakhir.
Baca Juga: 4 Peneliti Perempuan Indonesia Raih Penghargaan dari L'Oreal dan UNESCO
Beberapa di antaranya berjudul:
Pencapaian ini jadi kebanggaan bagi Universitas Kristen Maranatha dan dunia pendidikan di Indonesia. Terlebih, hanya ada dua peneliti dari Indonesia yang berhasil meraih status Top Scholar 2024 di bidang penelitian antioksidan.
Pemeringkatan ScholarGPS didasarkan pada evaluasi produktivitas dan kualitas akademisi dalam penelitian, terutama dari segi jumlah sitasi yang dihasilkan dan tingginya h-index mereka. Aspek kinerja dan metrik penelitian ini dinilai untuk periode seumur hidup dan juga lima tahun terakhir.
Selama lima tahun terakhir, Universitas Kristen Maranatha, seperti dikutip dari news.maranatha.edu, menunjukkan produktivitas tinggi dengan 1.380 publikasi hasil penelitian yang menghasilkan 1.198 sitasi. Capaian ini merupakan hasil kerja keras 556 akademisi di sana.
Kualitas dan kuantitas publikasi ini berhasil menempatkan UK Maranatha di peringkat keenam perguruan tinggi terbaik di Indonesia pada ScholarGPS® Institutional Rankings 2024 kategori Keseluruhan (Semua Bidang).
Untuk memaksimalkan peran peneliti perempuan, diperlukan dukungan kolektif dari berbagai pihak. Pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung.
Ini termasuk menyediakan akses yang setara terhadap pendidikan dan pendanaan penelitian, membangun jaringan mentoring yang kuat, dan merayakan pencapaian peneliti perempuan untuk meningkatkan visibilitas mereka.
Mendukung dan memberdayakan peneliti perempuan bukan hanya tentang kesetaraan gender, ini adalah investasi strategis untuk masa depan suatu negara. Dengan potensi dan kontribusi mereka, kita dapat membangun masyarakat yang lebih maju, inovatif, dan berkeadilan, serta menginspirasi generasi muda untuk menjadi agen perubahan di masa depan.
(*)
Baca Juga: Tantangan Rahayu Oktaviani sebagai Peneliti yang Melestarikan Owa Jawa