KOMPAS.com - Para ilmuwan akhirnya menemukan penyebab mengapa rotasi Bumi berubah selama dua dekade terakhir.
Sebuah studi baru yang diterbitkan di Science mengungkapkan bahwa ada pergeseran dramatis pada poros Bumi sejak awal tahun 2000-an, sekitar 45 sentimeter (cm).
Menurut studi, pergeseran ini tidak disebabkan oleh perubahan pada inti Bumi, hilangnya es, atau rebound glasial, tetapi karena hilangnya kelembapan tanah secara masif, dikutip dari Science Focus, Minggu (20/4/2025)
Hanya dalam waktu tiga tahun, dari 2000-2002, dunia kehilangan lebih dari 1.600 gigaton air dari tanahnya, lebih banyak daripada massa es Greenland yang hilang dalam waktu yang lebih lama.
Begitu air tersebut mengalir ke lautan, air itu meninggalkan jejak pada keseimbangan planet yang sangat berbeda, sehingga menyenggol putaran Bumi.
“Ada periode beberapa tahun di awal 2000-an, di mana tampaknya ada kehilangan air yang besar dari benua-benua seperti yang diperkirakan oleh model iklim tertentu,” kata salah satu penulis penelitian, Prof Clark Wilson.
Baca juga: NASA Sebut Bendungan Tiga Ngarai China Mengubah Rotasi Bumi, Apa Dampaknya?
Tim peneliti yang dipimpin oleh Ki Weon Seo dari Seoul National University di Korea Selatan menggunakan kombinasi data radar satelit untuk melacak kenaikan permukaan air laut.
Selain itu, peneliti juga menggunakan model kelembapan tanah untuk merekonstruksi apa yang terjadi pada cadangan air di Bumi pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21.
Mereka menemukan, antara 2000 dan 2002, Bumi mengalami penurunan kelembapan tanah secara tiba-tiba dan tajam, setara dengan kenaikan 1,95 mm pada permukaan air laut rata-rata global setiap tahunnya.
Namun, pengeringan tidak berhenti sampai di situ. Pasalnya, dari tahun 2003-2016, sekitar 1.000 gigaton air telah hilang dari tanah.
Kemudian pada 2021, tingkat kelembapan tanah masih belum pulih. Kondisi ini menjadi pertanda penyimpanan air tanah di Bumi telah mengalami pergeseran yang berkelanjutan.
Selain itu, pengeringan yang berkelanjutan ini juga bisa dilihat pada dua indikator independen, yaitu kenaikan permukaan air laut yang terus berlanjut dan pergeseran kutub rotasi Bumi yang terukur.
Seperti yang dijelaskan Wilson, jika seseorang mengambil sejumlah besar air dari daratan dan memindahkannya ke lautan, maka dia mendistribusikan ulang massa ke seluruh planet.
"Ketika Anda mengambil massa ini dari satu tempat dan memindahkannya ke tempat lain, Anda mengubah momen inersia Bumi, dan pada gilirannya menggeser sumbu di mana planet ini berputar," kata dia.
Baca juga: Sejarah Peringatan Hari Bumi yang Jatuh Setiap 22 April
Pergeseran massa, bahkan yang relatif kecil sekalipun bisa menyebabkan garis imajiner tempat Bumi berputar berpindah posisi.