Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernikahan Nadin Amizah Disoroti Warganet, Kenapa Orang Indonesia Susah Wujudkan "Intimate Wedding"?

Kompas.com - 12/08/2025, 17:30 WIB
Rheandita Vella Aresta,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lini masa media sosial X ramai membahas resepsi pernikahan penyanyi Nadin Amizah dengan Faishal Tanjung yang digelar dengan konsep intimate wedding.

Warganet membicarakan sebuah video yang menampakkan Nadin menikmati semangkuk mi di tengah-tengah resepsi dan masih mengenakan gaun pengantin lengkap.

"Enak bgt mbak nadin pengantin bisa nyantap mie rebus, sambil lesehan pula. Pengen nikahan konsep kek gini, intimate terus bebas gak diem doang di singgasana nyalamin tamu yg kebanyakan gk kenal (tamu dari kenalan ortu)," tulis akun @ta*******l pada Minggu (10/8/2025).

Sebagian warganet lain mengaku ingin konsep pernikahan serupa, tetapi sulit mewujudkannya karena permintaan orangtua untuk menggelar resepsi besar.

Lantas, orang Indonesia sulit menggelar intimate wedding?

Baca juga: Ramai soal Standar TikTok Disebut Rusak Pernikahan, Psikolog Ingatkan Hal Ini


Pengaruh budaya bertani dan berternak

Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Drajat Tri Kartono mengatakan, budaya pernikahan di Indonesia tidak hanya melibatkan keluarga inti, melainkan keluarga besar.

Tidak hanya dalam pesta pernikahan, orangtua kedua belah pihak biasanya juga akan diminta hadir pada saat proses akad nikah di KUA.

Karena itu, Drajat berpendapat, pernikahan yang hanya melibatkan keluarga inti laki-laki dan perempuan sulit diwujudkan.

"Di indonesia, terutama di Jawa, memang pernikahan itu bukan berbasis nuclear family atau keluarga inti. Keluarga selalu terkait dengan norma-norma keluarga besar," kata Drajat saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/8/2025).

Baca juga: Tren Gen Z Nikah di KUA, Ini Alasan Radya dan Jundi Menolak Resepsi

Dia melanjutkan, kebiasaan ini disebabkan oleh budaya bertani dan beternak yang dikerjakan dengan sistem kepemilikan secara turun temurun.

Menurutnya, sistem warisan ini digunakan untuk saling menjamin keberlangsungan ekonomi keluarga besar.

Dengan begitu, Drajat menganggap bahwa sistem jaminan keluarga besar itu memang ada dan dipertahankan hingga kini.

Contohnya, perkumpulan keluarga besar atau trah dan penamaaan keluarga menggunakan "bin", bertujuan untuk mempertahankan budaya saling mendukung dalam keluarga besar.

"Walaupun anak-anak sekarang semakin otonom atau sendiri, tapi tetap saja ikatan keluarga besar dianggap penting," ujarnya.

"Nah, perkawinan menjadi salah satu ekspresi dari keluarga besar untuk mengatur, dan itu memang melibatkan banyak orang. Bahkan tetangga ikut campur," sambung dia.

Baca juga: Wajib Ikuti Bimbingan Perkawinan Setelah Daftar Nikah, Apa Itu?

Halaman:


Terkini Lainnya
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Tren
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
Tren
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
Tren
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Tren
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Tren
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
Tren
Kisah Bayi '7-Eleven' yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Kisah Bayi "7-Eleven" yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Tren
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Tren
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Tren
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Tren
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Tren
BPOM Pastikan Obat Atorvastatin yang Ditarik di AS Tak Beredar di Indonesia
BPOM Pastikan Obat Atorvastatin yang Ditarik di AS Tak Beredar di Indonesia
Tren
Apa Jadinya jika Kita Pakai BBM Tak Sesuai Spesifikasi Mesin? Ini Kata Pakar
Apa Jadinya jika Kita Pakai BBM Tak Sesuai Spesifikasi Mesin? Ini Kata Pakar
Tren
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Tren
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau