KOMPAS.com - Saat menyelam atau berenang di laut, kebanyakan orang mungkin membayangkan keindahan terumbu karang, ikan berwarna-warni, atau suasana tenang bawah laut.
Namun, perlu diingat bahwa laut juga dihuni oleh hewan-hewan yang berpotensi membahayakan manusia.
Meski sebagian besar hewan laut lebih memilih menghindar daripada menyerang, ada kalanya mereka bisa menjadi agresif.
Serangan itu biasanya muncul saat hewan merasa terancam, terganggu, atau ketika manusia tidak sengaja menyentuh atau menginjaknya.
Menurut drh. Slamet Raharjo dari Komisi Continuing Education, Webinar, dan Wirausaha Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) DIY, ancaman dapat datang dari hewan di perairan dangkal hingga laut dalam.
Baca juga: 10 Tahun MH370 Menghilang, Ilmuwan Kembangkan Cara Baru Lacak Pesawat Menggunakan Hewan Laut
Lalu, hewan laut apa saja yang bisa menyerang manusia?
Slamet menyampaikan, di sekitar pantai atau perairan dangkal yang sering dikunjungi wisatawan, ada sejumlah hewan laut yang harus diwaspadai.
Berikut beberapa di antaranya:
Tentakelnya dilengkapi dengan sel penyengat yang bisa menyuntikkan racun ke kulit manusia. Sengatan ubur-ubur dapat menimbulkan rasa perih, luka, hingga reaksi alergi serius.
Hewan ini mungkin terlihat tidak berbahaya, namun capitnya bisa menjepit kuat dan menyebabkan luka serta rasa sakit.
Beberapa spesies hiu karang memiliki pola tubuh mirip koral sehingga sulit terlihat. Jika terinjak atau terganggu, hiu ini bisa menjadi agresif dan menggigit.
"Beberapa hiu karang memiliki motif mirip koral sehingga sulit diketahui dan dapat agresif serta menggigit bila terganggu atau terinjak," kata Slamet, saat diwawancarai Kompas.com, Kamis (14/8/2025).
Punggung ikan ini memiliki duri beracun. Bila duri menusuk telapak kaki atau bagian tubuh lain, dapat menimbulkan nyeri hebat dan demam.
Pada ekornya terdapat taji atau duri beracun yang bisa menyebabkan luka dalam hingga fatal. Kasus kematian akibat sengatan ikan pari pernah terjadi pada penyelam maupun perenang.
Racun atau venom ular laut termasuk yang paling mematikan di dunia. Jika menggigit manusia, bisa menyebabkan kelumpuhan hingga kematian dalam waktu singkat.
Berbeda dengan hewan laut lainnya, buaya muara adalah predator besar yang memangsa berbagai hewan. Jika merasa terganggu, buaya ini bisa menyerang manusia dengan sangat agresif.
"Hewan-hewan tersebut dapat menjadi agresif dan menyerang manusia bila kaget atau terganggu," ujar Slamet.
Baca juga: Beredar Foto Hewan Laut Mirip Cumi-cumi tapi Bercangkang Disebut Siluman Cumgar, Apa Itu?
Bahaya tidak hanya datang dari perairan dangkal. Di laut dalam, ada spesies besar yang juga berpotensi menyerang.
Slamet menyebut beberapa di antaranya:
Spesies-spesies hiu ini dikenal sebagai predator puncak. Meskipun tidak semua hiu aktif menyerang manusia, sejumlah insiden serangan hiu telah tercatat di berbagai belahan dunia.
Meski terlihat jinak di pertunjukan akuarium, di alam liar orca adalah predator yang sangat cerdas dan bisa agresif.
Umumnya bersahabat, namun ada laporan lumba-lumba liar menyerang penyelam atau perenang jika merasa wilayahnya terganggu.
Ukuran tubuh mereka yang raksasa membuat kontak fisik saja sudah bisa membahayakan manusia. Dalam kondisi tertentu, paus juga bisa menyerang untuk mempertahankan diri.
Hewan ini memiliki tentakel kuat dengan daya hisap besar. Ada catatan gurita raksasa menyerang penyelam, meskipun kasusnya jarang.
"Mereka adalah hewan-hewan yang tidak kenal takur dan dapat menjadi agresif serta menyerang manusia bila terganggu atau merasa terancam," kata dia.
Slamet menekankan bahwa hewan laut biasanya tidak serta-merta menyerang.
Ada tanda-tanda tertentu yang bisa diperhatikan penyelam atau perenang:
Namun, tidak semua hewan menunjukkan tanda-tanda itu. Beberapa justru bisa menyerang tiba-tiba tanpa peringatan, sehingga kewaspadaan sangat diperlukan.
"Perilaku tanda hewan laut merasa terancam dan kemungkinan menyerang, umumnya berupa perilaku defensif, mundur, menjaga jarak, dan memposisikan diri siap menyerang," terang Slamet.
Ia menegaskan lagi bahwa sebagian besar hewan laut sejatinya tidak berbahaya jika tidak diganggu. Namun, menyelam atau berenang di laut memerlukan kehati-hatian.
Mengetahui hewan-hewan yang berpotensi menyerang serta tanda-tanda mereka merasa terancam dapat membantu mengurangi risiko.
Slamet menuturkan, menjaga jarak, tidak menyentuh, dan tidak mengusik habitat hewan laut adalah cara terbaik untuk tetap aman sekaligus menghormati kehidupan bawah laut.
Baca juga: Mengenal Teritip, Hewan Laut yang Andalkan Penis Panjang untuk Kawin
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini