"Di daerah yang lebih hangat, seperti di beberapa wilayah Eropa Tengah, nyamuk dapat bertahan hidup di musim dingin sebagai telur atau larva di perairan yang relatif terlindungi dan tidak membeku," ujarnya.
Sementara itu, iklim Islandia berada di antara keduanya, yakni musim dingin yang panjang dan siklus beku menuju cair yang sering terjadi di musim gugur dan musim semi.
Hal ini menyebabkan perairan membeku, mencair, dan membeku berulang kali.
"Siklus tersebut mengganggu perkembangan nyamuk dan membunuh telur serta larva nyamuk sebelum mereka dapat berkembang menjadi nyamuk dewasa. Maka itulah populasi nyamuk menjadi jauh lebih sulit terbentuk," kata Jones.
Meskipun kolam panas bumi di Islandia tetap tidak beku di musim dingin, suhunya mungkin terlalu hangat untuk larva spesies nyamuk.
"Selain itu, komposisi kimia air panas bumi kemungkinan besar tidak cocok untuk perkembangan nyamuk," lanjut Jones.
Baca juga: Ribuan Nyamuk Dijatuhkan dari Langit ke Hawaii, untuk Apa?
Namun, adanya perubahan iklim membuat status bebas nyamuk di Islandia mungkin tidak akan bertahan lama.
Jones mencatat bahwa musim semi dan musim gugur yang lebih hangat dapat menciptakan periode genangan air yang lebih lama, yang memungkinkan nyamuk untuk membangun populasi.
Profesor biologi di New Mexico State University, Immo Hansen, menyetujui hal tersebut.
"Saat ini kami melihat nyamuk tropis memperluas jangkauannya ke utara Amerika Serikat, terutama karena musim dingin di wilayah tersebut semakin hangat," ujarnya.
Baca juga: 5 Warna Cat Dinding yang Tidak Disukai Nyamuk, Apa Saja?
Jika nyamuk akhirnya menyebar ke Islandia, ini bukan pertama kalinya zona bebas nyamuk tersebut menghilang
Hawaii, kepulauan paling terisolasi di dunia, dulunya merupakan pulau bebas nyamuk. Namun, hingga tahun 1826, ketika kapal-kapal Eropa dan Amerika menepi di sana, mereka tidak sengaja membawa nyamuk.
Berkat iklim Hawaii yang mendukung, nyamuk kemudian berkembang biak dan menyebar cepat di seluruh pulau tersebut.
Selain Islandia, Antarktika sebenarnya juga merupakan daerah yang bebas nyamuk. Namun bagian selatan dari benua tersebut bukanlah sebuah negara sehingga hal tersebut tidak terhitung.
Meskipun nyamuk berpotensi tiba di Islandia, risiko nyamuk spesies pembawa penyakit, seperti genus Aedes yang dapat menularkan penyakit demam berdarah dan chikungunya, tetaplah rendah.
Hal itu disebabkan spesies nyamuk tersebut membutuhkan iklim tropis dan subtropis untuk bertahan hidup.
Baca juga: Ilmuwan Berencana Meracuni Nyamuk Pakai Darah Manusia, untuk Apa?
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini