Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Temukan Potensi Energi Tanpa Batas dari Retakan Bumi di Amerika

Kompas.com - 31/10/2025, 16:00 WIB
Intan Maharani

Penulis

KOMPAS.com - Ilmuwan di Amerika Serikat menemukan bukti adanya hidrogen alami yang terbentuk di bawah tanah. Hidrogen ini berpotensi menjadi sumber energi tanpa batas. 

Penemuan ini menandai kemungkinan baru bagi dunia untuk memanfaatkan energi bersih yang terus diperbarui secara alami oleh proses geologis bumi.

Baca juga: Potensi Energi Terbarukan Indonesia Melimpah, tapi Bagaimana Pemanfaatannya?

Cadangan energi yang berada di bawah bebatuan benua Amerika ini tengah diselidiki oleh para ilmuwan.

Lantas, bagaimana energi yang dimaksud dapat terbentuk? Apa dukungan pemerintah setempat tentang temuan ini?

Cadangan energi dari hidrogen alami

Penelitian yang dilakukan tim University of Nebraska–Lincoln (UNL) menunjukkan bahwa lapisan batuan purba di wilayah Midcontinent Rift atau Cekungan Retakan Tengah Benua di Amerika Utara, dapat menghasilkan dan menyimpan hidrogen dalam jumlah besar.

Gas itu terbentuk akibat reaksi antara air dan batuan kaya besi di kedalaman beberapa ribu kaki di bawah permukaan.

"Gas ini bisa tersimpan cukup dalam untuk stabil, tetapi masih cukup dangkal untuk bisa kami jangkau," kata  profesor ilmu bumi dan biologi di UNL, Karrie Weber, dikutip dari Earth.com, Rabu (29/10/2025). 

"Kondisi geologinya sangat mendukung," sambungnya. 

Weber menjelaskan, kondisi tekanan, suhu, dan struktur batuan di kawasan itu membatasi hilangnya hidrogen, sehingga memungkinkan gas tetap terperangkap dalam jumlah ekonomis.

Baca juga: Peneliti Kembangkan Baterai Beton, Disebut Bisa Simpan Energi Listrik untuk Rumah Tangga

Energi yang terbentuk dan terbarui sendiri

Hidrogen alami, atau geologic hydrogen, terbentuk ketika air bereaksi dengan mineral seperti olivin dan piroksen, memecah molekul air, lalu melepaskan gas hidrogen.

Menurut penelitian, proses ini tidak membutuhkan pabrik, listrik, atau teknologi tambahan. Selain itu, hidrogen akan terus terbentuk selama air, mineral reaktif, dan panas bumi terus berinteraksi. 

Sifat berulang dari proses ini menjadikan hidrogen alami berbeda dari cadangan energi fosil. Gas dapat diperbarui selama reaksi kimia itu tetap terjadi, sehingga berpotensi menjadi energi yang tidak pernah habis.

Baca juga: Pertamina Tegaskan Penggunaan Etanol Praktik Internasional untuk Energi Rendah Emisi

Dukungan global untuk riset energi tanpa batas

Pemerintah AS kini mendukung penelitian untuk mempercepat produksi hidrogen alami. 

Melalui Departemen Energi (DOE), AS mengucurkan dana sebesar 20 juta dollar AS (sekitar Rp320 miliar) kepada 18 tim riset, termasuk Massachusetts Institute of Technology (MIT).

"Kami ingin mengoptimalkan parameter reaksi agar proses pembentukan hidrogen berlangsung lebih cepat dan efisien secara ekonomi," ujar Iwnetim Abate, asisten profesor MIT, dikutip dari Sci-Tech Daily, (2/12/2024). 

Abate dan timnya meneliti suhu, tekanan, dan katalis yang dapat mempercepat reaksi alam di bawah permukaan bumi untuk menghasilkan hidrogen secara berkelanjutan.

Baca juga: Mengenang Gempa Donggala M 7,4 28 September 2018: Picu Tsunami, Energi 200 Kali Bom Atom Hiroshima

Menuju masa depan energi bersih yang tak terbatas

U.S. Geological Survey memperkirakan miliaran ton hidrogen tersimpan di kerak bumi. Jika bisa dimanfaatkan dengan aman, cadangan itu dapat menjadi sumber energi bersih yang stabil tanpa emisi karbon.

Dalam sel bahan bakar, hidrogen hanya menghasilkan listrik dan air, tanpa gas rumah kaca. 

Karena itu, para ilmuwan menilai hidrogen alami bisa menjadi alternatif nyata untuk menggantikan bahan bakar fosil dan mendukung masa depan energi tanpa batas.

Baca juga: Trump Turunkan Tarif, Indonesia Justru Beli Produk Energi, Pertanian, dan Boeing dari AS

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Tren
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau