Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Australia Jadi Sasaran Kelompok Kriminal Online, Apa Alasannya?

Kompas.com - 30/10/2025, 20:15 WIB
Retia Kartika Dewi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepolisian Federal Australia (AFP) memperingatkan bahwa gadis-gadis muda kini menjadi target kelompok pria yang memburu mereka secara daring.

Para pelaku menggunakan jaringan online untuk memaksa korban melakukan tindakan kekerasan terhadap diri sendiri, saudara kandung, atau hewan peliharaan mereka.

Dilansir dari ABC, Selasa (28/10/2025), Komisioner AFP, Krissy Barrett akan mengumumkan pembentukan sebuah satuan tugas (satgas).

Satgas ini dibentuk untuk menindak jaringan kriminal daring dan menekan bahaya dunia maya yang kian berdampak pada kehidupan nyata.

Baca juga: Karyawan Bank di Australia Menang Gugatan, Bisa WFH Tanpa Batas Waktu

Modus yang dilakukan pelaku

Dikutip dari 9news, Rabu (29/10/2025), AFP telah mengidentifikasi sedikitnya 59 individu sebagai bagian dari jaringan ini dan menangkap tiga pelaku berusia antara 17 tahun hingga 20 tahun. 

Menurut Barrett, kelompok ini bertindak tanpa belas kasihan dan menjadikan kekerasan sebagai ajang permainan.

“Mereka adalah influencer kejahatan yang dimotivasi oleh anarki dan keinginan untuk menyakiti orang lain,” kata Barrett dalam pidato perdananya di National Press Club.

Ia menambahkan, sebagian besar korban adalah gadis pra-remaja dan remaja. Para pelaku, berasal dari latar negara Barat dan berbahasa Inggris.

Mereka terlibat dalam jenis gamifikasi yang menyimpang, di mana korban diperlakukan seperti karakter dalam permainan daring.

Kelompok tersebut memiliki budaya serupa komunitas gim multipemain. 

Mereka memburu, menguntit, serta memancing korban dari berbagai platform media sosial dan forum daring.

Baca juga: Puing Roket Masih Membara Ditemukan di Pedalaman Australia, Diduga Milik China

Korban harus jalani "ujian masuk"

Untuk bisa diterima dalam jaringan itu, pelaku harus melewati “ujian masuk”.

Salah satunya adalah mengunggah video berisi tindakan menyakiti diri sendiri atau konten kekerasan ekstrem lainnya. Di sinilah banyak gadis rentan menjadi korban.

Dalam sistem gamifikasi yang menyimpang ini, pelaku memperoleh “status” lebih tinggi setiap kali mereka membagikan konten kekerasan yang lebih brutal.

Beberapa di antaranya bahkan memperdagangkan korban satu sama lain, seperti menukar karakter dalam gim daring.

Halaman:


Terkini Lainnya
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Tren
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau