Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grebeg Maulud Digelar Keraton Yogyakarta, Ini Makna Filosofinya

Kompas.com - 16/09/2024, 14:21 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Keraton Yogyakarta menggelar upacara adat Grebeg Maulud, untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Grebeg digelar di pelataran Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta.

Baca juga: Cerita Warga Ngalap Berkah Gunungan Grebeg Maulud Keraton Solo...

Pantauan Kompas.com, sejak pagi hari masyarakat dari berbagai daerah sudah memadati area Masjid Gedhe Kauman, Kota Yogyakarta.

Bahkan beberapa ruas jalan sudah ditutup sejak pagi, seperti ke arah Timur Simpang Empat Taman Sari dan jalan Kauman.

Masyarakat memadati jalan ke arah Masjid Gedhe Kauman, mereka berjejer di pinggir-pinggir jalan untuk menyaksikan pasukan bregada yang membawa gunungan untuk Grebeg Maulud.

Sekitar pukul 11.00 WIB, gunungan sudah memasuki area pelataran Masjid Gedhe Kauman.

Warga yang sudah berkumpul, menantikan pembagian gunungan yang berisi sayur-sayuran seperti kentang, kacang panjang, cabai, hingga ketan.

Pengirit Urusan Pengkaji Kitab Keraton Yogyakarta, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Zuban Hadiningrat mengatakan Gerebeg bertujuan untuk mengingat jasa-jasa Nabi Muhammad SAW.

"Nabi Muhammad telah mengubah masyarakat jahiliyah menjadi yang seperti sekarang ini," kata dia,Senin (16/9/2024).

"Para leluhur Keraton Yogyakarta menyuruh kita melestarikan peringatan kelahiran rasulullah SAW untuk mengingat jasa-jasa beliau," imbuh Zuban.

Wakil Pengirit Pengkaji Kitab Keraton Yogyakarta, Raden Wedana Abdul Rahmanu menyampaikan, peringatan sekaten dan grebeg erat kaitannya dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW, yakni tuntunan untuk bersedekah.

"Banyak simbol atau makna filosofis yang diangkat dalam hajad dalem sekaten dengan sedekah yang diaktualisasikan melalui paring ndalem dengan memberikan Udhik-udhik," katanya.

Udhik-udhik memiliki makna sedekah dari Raja Keraton Yogyakarta untuk masyarakat dan juga abdi dalem Keraton Yogyakarta.

"Itu memiliki makna filosofis sedekah seorang raja kepada rakyatnya, wujud asah asih dan asuhnya Raja Ngayogyakarta kepada masyarakat. Dari sisi nominal tidak begitu signifikan amyang udhik-udhik itu berupa kepingan, tapi makna simbolis atau filosofinya amat mendalam," beber dia.

Baca juga: Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud Senin, Diawali dengan Numplak Wajik

Sedekah kedua lanjut dia, adalah Grebeg Maulud berupa pareden atau gunungan yang di dalamnya berisi hasil bumi seperti ketan, sayuran, dan buah-buahan.

Total ada 7 pareden yang dibagikan kepada masyarakat, 2 pareden diberikan di Pakualaman dan Kantor Gubernur DIY atau Kepatihan, sedangkan 5 pareden dibagikan di pelataran Masjid Gedhe Kauman.

"Ada gunungan putri satu yang masuk ke kuncungan masjid menjadi simbolisasi sedekah raja tidak hanya untuk masyarakat tetapi juga abdi dalem," ujarnya.

Makna yang terkandung dalam Grebeg maupun selatan yang digelar oleh Keraton Yogyakarta ini menepis anggapan bahwa hal-hal yang dilakukan merupakan syirik.

"Ini menepis anggapan dengan adanya udhik-udhik, hajad dalem gunungan masih dinilai syirik dan sebagainya. Justru ini diambil dari tuntunan Islam yakni sodaqoh atau sedekah," tutupnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Pesan Haedar Nashir ke Menteri Baru: Belajarlah Empati dan Peduli pada Rakyat
Pesan Haedar Nashir ke Menteri Baru: Belajarlah Empati dan Peduli pada Rakyat
Yogyakarta
Efek Sultan HB X Temui Aksi Massa, Okupansi Hotel Yogyakarta Tembus 70 Persen
Efek Sultan HB X Temui Aksi Massa, Okupansi Hotel Yogyakarta Tembus 70 Persen
Yogyakarta
Seluruh Pasien Korban Kericuhan Yogyakarta di RSUP Sardjito Sudah Dipulangkan
Seluruh Pasien Korban Kericuhan Yogyakarta di RSUP Sardjito Sudah Dipulangkan
Yogyakarta
Anggota DPRD DIY Terima Tunjangan Rumah Rp 27,5 Juta per Bulan
Anggota DPRD DIY Terima Tunjangan Rumah Rp 27,5 Juta per Bulan
Yogyakarta
Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, PN Bantul Gelar Sidang Perdana dengan 7 Terdakwa
Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, PN Bantul Gelar Sidang Perdana dengan 7 Terdakwa
Yogyakarta
Pengendara Sepeda Ontel Tewas Jadi Korban Tabrak Lari di Jalan Parangtritis Bantul
Pengendara Sepeda Ontel Tewas Jadi Korban Tabrak Lari di Jalan Parangtritis Bantul
Yogyakarta
Modus Beli Daun Sirsak Rp 3.000 Per Lembar, Uang Rp 1,5 Juta Milik Warga Bantul Malah Raib
Modus Beli Daun Sirsak Rp 3.000 Per Lembar, Uang Rp 1,5 Juta Milik Warga Bantul Malah Raib
Yogyakarta
Setelah Mengeluh Sapinya Mati, Seorang Nenek di Kulon Progo Ditemukan Tewas Gantung Diri
Setelah Mengeluh Sapinya Mati, Seorang Nenek di Kulon Progo Ditemukan Tewas Gantung Diri
Yogyakarta
Hanya Lulus SMA dan Modal Rp 15 Juta, Nizar Bawazier Berhasil Bangun Importa Jadi Raja Lemari Besi
Hanya Lulus SMA dan Modal Rp 15 Juta, Nizar Bawazier Berhasil Bangun Importa Jadi Raja Lemari Besi
Yogyakarta
Libur Panjang Maulid Nabi, KAI Daop 6 Yogyakarta Angkut 143.565 Penumpang
Libur Panjang Maulid Nabi, KAI Daop 6 Yogyakarta Angkut 143.565 Penumpang
Yogyakarta
Rumah Kosong Ditinggal Dua Tahun di Kulon Progo Dikuras Maling
Rumah Kosong Ditinggal Dua Tahun di Kulon Progo Dikuras Maling
Yogyakarta
Delapan Rekor Nasional Tercipta di LPS Kejurnas Atletik & Indonesia U18 Open Championships 2025
Delapan Rekor Nasional Tercipta di LPS Kejurnas Atletik & Indonesia U18 Open Championships 2025
Yogyakarta
Jejak Banon Prosesi Sekaten 8 Tahun Sekali
Jejak Banon Prosesi Sekaten 8 Tahun Sekali
Yogyakarta
Tunjangan Perumahan Rp 47-79 Juta Per Bulan, Ketua DPRD Jateng: Evaluasi, Kunjungan Luar Negeri Dihapus
Tunjangan Perumahan Rp 47-79 Juta Per Bulan, Ketua DPRD Jateng: Evaluasi, Kunjungan Luar Negeri Dihapus
Yogyakarta
Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Gunungan Brama Keluar 8 Tahun Sekali
Keraton Yogyakarta Gelar Grebeg Maulud, Gunungan Brama Keluar 8 Tahun Sekali
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau