YOGYAKARTA, KOMPAS.com -Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengungkapkan sebuah fenomena di mana banyak wisatawan dari Jakarta dan Bandung datang ke Yogyakarta untuk "mengungsi" akibat situasi keamanan di daerah asal mereka.
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, mengatakan bahwa gejolak keamanan yang dipicu oleh aksi massa di beberapa kota besar seperti DKI Jakarta dan Bandung, Jawa Barat, mendorong sejumlah warga untuk mencari tempat yang lebih aman di Yogyakarta.
Baca juga: 8 Negara Keluarkan Peringatan Perjalanan ke Indonesia Imbas Demo yang Meluas, Mana Saja?
"Mereka, ada juga yang sekarang stay di Jogja. Katanya sih, untuk mengamankan diri dengan keluarganya," ujar Deddy saat dihubungi, Rabu (3/9/2025).
Menurutnya, para wisatawan yang mencari rasa aman ini mayoritas berasal dari tiga provinsi.
"Dari DKI yang kedua Jawa Barat, kemudian Jawa Timur," imbuhnya.
Deddy menambahkan, kedatangan warga untuk mengamankan keluarga mereka ke Yogyakarta ini mulai tercatat sejak 1 September 2025.
"Nah, dia ke sininya tanggal 1," ujar Deddy.
Ia menceritakan pengalamannya saat bertanya kepada beberapa wisatawan di kawasan Malioboro, bertepatan dengan adanya aksi unjuk rasa di Gedung DPRD DIY pada tanggal yang sama.
Para wisatawan tersebut, kata Deddy, justru merasa kagum karena aksi massa di Yogyakarta disambut dengan pendekatan seni dan budaya, seperti kehadiran bregada (prajurit keraton) dan abdi dalem.
"Waktu itu saya tanya, 'Dari mana, Pak?'. Dari Jakarta. '(Dia bilang) Bagus ya, Jogja ya, ada, ada seni budayanya'," kata Deddy menirukan ucapan wisatawan tersebut.
Rasa aman yang dirasakan langsung inilah yang membuat mereka memutuskan untuk tinggal lebih lama dan bahkan mengajak kerabatnya datang.
"Mereka stay karena membuktikan sendiri, bukan dari orang lain, gitu loh. Lalu mengajak keluarga-keluarganya untuk datang ke Jogja. Lebih aman, katanya seperti itu," bebernya.
Baca juga: Abdi Dalem Keraton Pun Turut Jaga DPRD DIY Saat Unjuk Rasa Berlangsung...
Sebagai informasi, pada Senin (1/9/2025), massa aksi yang mengenakan pakaian serba hitam sempat mendatangi kantor DPRD DIY sekitar pukul 12.38 WIB.
Setelah berdiskusi dengan Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Eva Guna Pandia, massa aksi diizinkan masuk ke halaman gedung. Di sana, kedatangan mereka disambut oleh barisan bregada lengkap dengan iringan alunan musik tradisional.
Namun, sambutan tersebut sempat ditolak oleh massa aksi yang ingin masuk tanpa iring-iringan.
"Kami akan masuk (DPRD DIY), tapi tanpa diiring-iringi seperti itu," kata salah satu orator dari atas mobil komando.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini