JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak awal kemunculannya, PT Bank Jago Tbk (ARTO) hadir sebagai bank berbasis teknologi yang menjadikan inovasi dan kolaborasi sebagai fondasi utama.
Namun, di balik transformasi digital dan pertumbuhan bisnisnya, terdapat pendekatan yang lebih mendalam, yakni menumbuhkan manusia sebagai inti dari organisasi.
Di sinilah peran Maya Kartika, Head of Culture, Communication and Sustainability Bank Jago, menjadi sangat krusial.
Baca juga: United Tractors Buktikan Pentingnya SDM untuk Keberlanjutan Bisnis
Ilustrasi bank. Himbara adalah singkatan dari Himpunan Bank Milik Negara, sebuah forum sinergi yang menghimpun bank-bank pelat merah di bawah naungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).Dengan latar belakang psikologi dan pengalaman lebih dari 30 tahun di bidang sumber daya manusia, Maya bukan sekadar bagian dari tim awal Bank Jago, tetapi juga arsitek budaya yang membentuk karakter lembaga ini.
“Seperti tanaman, yang bisa kita lakukan adalah menciptakan kondisi agar mereka tumbuh,” ujar Maya dalam pernyataannya, Rabu (25/6/2025).
Menurut Maya, nilai-nilai yang dipegang Bank Jago, seperti life, centricity, fearless creativity, empowered agility, dan purposeful growth, tidak diturunkan begitu saja dari atas.
Nilai-nilai tersebut dirumuskan melalui proses refleksi yang melibatkan para pendiri dan tim awal.
Baca juga: Ingin Jadi Sovereign Fund Bertaraf Dunia, Danantara Butuh SDM Andal
“Kami mulai dari pertanyaan dasar: siapa kita, apa yang penting buat kita, dan bagaimana kita ingin bekerja,” tuturnya.
Dari situ, lahirlah nilai-nilai yang tidak sekadar menjadi slogan, melainkan hidup dalam keseharian organisasi.
Struktur organisasi yang ramping dan kolaboratif turut mendukung budaya ini.
Minimnya lapisan birokrasi memungkinkan karyawan lintas tim untuk bekerja sama, bertukar ide, dan mengambil inisiatif secara cepat. Maya menilai struktur ini penting agar organisasi tetap lincah dan adaptif.