Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Ungkap Ada "Rohali" di Tengah Maraknya "Rojali" dan "Rohana"

Kompas.com - 07/08/2025, 13:37 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan adanya fenomena rombongan hanya lihat-lihat (rohali) di tengah maraknya rombongan jarang beli (rojali) dan rombongan hanya nanya (rohana) di pusat perbelanjaan.

Menurut Mendag, fenomena rohali sah-sah saja terjadi, karena menjadi bagian dari perilaku konsumen di era perdagangan digital.

"Orang sekarang juga banyak yang katanya fenomena hanya melihat-lihat ya (rohali). Kadang-kadang kan dia melihat barang kan boleh saja. Kemudian apakah dia membeli (barang) lewat online atau offline ya monggo (silakan), itu perilaku konsumen," ujar Budi di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag) Jakarta, Kamis (7/8/2025).

Baca juga: Pengelola Pusat Perbelanjaan Sebut Rohana dan Rojali Bukan Hal Baru...

Ilustrasi belanja, belanja di supermarket. PIXABAY/TUNG LAM Ilustrasi belanja, belanja di supermarket.

"Dan itu kebebasan konsumen untuk memilih barang. Masalah belanjanya di mana ya silakan," tegasnya.

Kemendag respons fenomena rohali

Fenomena rohali ini akhirnya direspons oleh Kemendag dengan mendorong omnichannel atau pemasaran secara terpadu lewat toko offline dan online.

Pasalnya, konsumen sekarang memiliki kecenderungan melihat-lihat barang dulu baru melakukan pembelian secara daring.

Budi memberikan contoh lain, yakni live shopping yang dilakukan toko online sebagai strategi merespons adanya fenomena rohali. 

Baca juga: Bantah Rojali-Rohana akibat Daya Beli Melemah, Wamendag: Cara Kita Belanja Berubah

"Di marketplace juga ada live shopping ya. Ya itu kan sebenarnya live shopping, sebenarnya itu kan juga untuk mendekatkan konsumen dengan barangnya," tutur Budi.

"Kalau hanya melihat gambar mungkin kurang yakin ya, tapi kalau ada live seperti itu akhirnya konsumen lebih tahu ‘oh gambarannya produknya itu seperti itu," lanjut Budi.

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau