JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten kimia industri PT Chemstar Indonesia Tbk atau CHEM melaporkan laba bersih senilai Rp 2,05 miliar pada semester I-2025.
Angka ini turun 69,7 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, senilai Rp 6,79 miliar.
Namun demikian, CHEM mencatat pertumbuhan pendapatan menjadi Rp 106,97 miliar pada periode yang sama, atau naik 13,48 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, senilai Rp 94,26 miliar.
Baca juga: Koperasi Desa Wajib Setor 20 Persen Laba untuk Desa
Direktur Chemstar Indonesia Wenty Akbar Rasjid mengatakan, penyebab penurunan laba bersih CHEM di semester I-2025 adalah kinerja di divisi tekstil.
"Divisi tekstil ini lagi menghadapi tekanan ya, di dua tahun terakhir ada 30 pabrikan yang sudah tutup. Jadi itu berdampak sekali ke operasional dan menggerus laba kami di divisi tekstil," kata dia dalam Public Expose Insidentil, Selasa (19/8/2025).
Dengan kata lain, ia menyebut, kinerja divisi tekstil menarik turun laba keseluruhan CHEM.
Secara perinci, CHEM memiliki tiga divisi bisnis yang menyumbang pendapatan keseluruhan, yakni dari tekstil, energi, dan agro.
Pendapatan bisnis tekstil tercatat senilai Rp 47 miliar atau baru mencapai 37 persen dari target 2025.
Sedangkan, bisnis energi menyumbang pendapatan senilai Rp 57 miliar hingga semester I-2025, atau mencapai 95 persen dari total target.
Kemudian, divisi agro mencatat pendapatan Rp 2 miliar atau baru 10 persen dari total target 2025 senilai Rp 20 miliar.
Sementara itu, laba usaha CHEM juga turun pada semester I-2025 menjadi senilai Rp 3,63 miliar, atau turun 62,5 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, senilai Rp 9,70 miliar.
Ia melanjutkan, pada semester II-2025, CHEM belum merencanakan aksi korporasi.
Namun, pihaknya tengah menjajaki beberapa kemungkinan aksi korporasi untuk jangka panjang 1-3 tahun ke depan.
Sementara dari sisi belanja modal atau capital expenditure, CHEM cenderung menahan diri pada tahun ini.
Pasalnya, pada tahun lalu perusahaan telah meningkatkan fasilitas produksi. "Tahun ini belanja capex itu tidak terlalu banyak, kami lebih fokus memenuhi demand dari pasar tahun ini," ucap dia.