Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warren Buffett Ubah Haluan ke Emas, Robert Kiyosaki Ingatkan Krisis Pasar

Kompas.com - 05/10/2025, 08:10 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

KOMPAS.com - Pengamat keuangan Robert Kiyosaki mengungkapkan kekhawatiran atas perubahan sikap Warren Buffett yang kini mendukung investasi pada emas dan perak. Ia menilai langkah tersebut bisa menjadi pertanda akan terjadinya crash di pasar keuangan.

Melalui unggahan di media sosial X, Rabu (1/10/2025), Kiyosaki mengaku terkejut dengan minat baru Warren Buffett terhadap logam mulia.

CEO Berkshire Hathaway yang akan segera pensiun itu dikenal lama sebagai kritikus investasi emas dan perak sejak memimpin perusahaan pada 1970.

Kiyosaki menafsirkan dukungan Buffett terhadap emas dan perak di tengah kenaikan harga dan meningkatnya risiko geopolitik sebagai tanda akan terjadinya gejolak besar di pasar saham dan obligasi.

Baca juga: Robert Kiyosaki Sebut Kebijakan Trump Bikin Emas, Perak, dan Bitcoin Makin Berharga

"SAYA INGIN MUNTAH: merasa mual mendengar Buffett memuji keutamaan emas dan perak... setelah ia selama bertahun-tahun meremehkan emas dan perak. Itu artinya pasar saham dan obligasi akan segera ambruk. Depresi ekonomi di depan mata?," tulis Robert Kiyosaki di media sosial X. 

Dalam wawancara dengan CNBC pada 2011, Buffett pernah menyebut emas sebagai aset yang tumbuh karena kekhawatiran pasar, bukan karena fundamental.

Ia menjelaskan bahwa nilai emas cenderung dipengaruhi sentimen, dengan permintaan dan harga melonjak saat ketidakpastian meningkat, lalu kembali turun setelah kepercayaan investor pulih.

Meski skeptis terhadap logam mulia, Berkshire Hathaway sempat masuk ke sektor emas saat pandemi 2020. Namun, hampir seluruh kepemilikan tersebut dijual kembali di akhir tahun yang sama.

Baca juga: Warren Buffett Tutup Masa Jabatannya dengan Akuisisi Petrokimia Rp 161 Triliun

Dilansir dari Yahoo Finance, para analis menilai lonjakan harga emas dipicu oleh sejumlah faktor, seperti pelemahan dollar AS, inflasi, tarif perdagangan, serta ketidakpastian politik akibat potensi penutupan pemerintahan AS.

Perubahan pandangan Buffett terhadap emas muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran inflasi di ekonomi Amerika Serikat.

Kondisi ini membuat banyak investor mencari aset lindung nilai untuk melindungi diri dari depresiasi mata uang dan risiko geopolitik.

Langkah Buffett dianggap signifikan mengingat pandangannya yang selama ini skeptis terhadap logam mulia.

Baca juga: Warren Buffett Jual Habis Saham BYD, Alihkan Investasi ke Jepang

Perubahan ini, ditambah kondisi ekonomi yang tidak stabil, membuat sejumlah pihak waspada terhadap potensi guncangan di pasar saham dan obligasi.

Pandangan Kiyosaki sejalan dengan kekhawatiran tersebut. Ia menilai investor perlu bersiap menghadapi kemungkinan turbulensi pasar.

Kenaikan harga emas yang didorong berbagai faktor itu juga memperlihatkan pentingnya bagi investor untuk tetap waspada dan melakukan diversifikasi portofolio demi mengurangi risiko.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau