Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toyota Dukung Bahlil soal Etanol 10 Persen, Apa Alasannya?

Kompas.com - 12/10/2025, 08:29 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah sedang merancang peta jalan penggunaan etanol sebagai campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin sebanyak 10 persen (E10).

Pemerintah melalui Kementerian ESDM, bakal menerbitkan regulasi yang mewajibkan kandungan etanol dalam BBM hingga 10 persen, tujuannya untuk mengurangi ketergantungan pada impor.

Selain itu, penggunaan etanol 10 persen dalam BBM juga berguna untuk menciptakan lapangan kerja baru, sekaligus mendukung upaya peningkatkan penggunaan energi baru terbarukan.

Menanggapi soal rencana penerapan E10 itu, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam, mengklaim bahwa produk kendaraan pabrikannya tak masalah dengan penambahan kandungan etanol.

“Kalau brand Toyota itu (sudah kompatibel dengan campuran) E20. Mungkin brand yang lain (sudah kompatibel dengan) E10. Jadi aman,” kata Bob ditemui di Karawang sebagaimana dilansir dari Antara, Minggu (12/10/2025).

Baca juga: Pertamina Uji Coba Bioethanol E10 Pakai Kendaraan Toyota

Menurut Bob, penggunaan BBM E10 memang sebaiknya segera direalisasikan untuk mendukung upaya pengurangan emisi. Para produsen mobil juga akan selalu beradaptasi dengan regulasi BBM di Tanah Air.

Bahkan di beberapa negara, misalnya Amerika Serikat, kandungan etanol dalam BBM sudah mencapai 20 persen.

“Jadi jangan teknologi yang menyesuaikan sama mobil tua di jalan, (nanti) kita ketinggalan teknologi (yang lebih baru). Justru kita harus berevolusi menjadi kendaraan-kendaraan yang adaptif terhadap future bahan bakar,” ujar Bob.

Ia bilang, penerapan E10 pada BBM bensin juga akan menciptakan multiplier effect (dampak berantai) pada ekonomi di Indonesia, misalnya bisa mendorong peningkatan pendapatan petani.

Dengan meningkatnya permintaan (demand) etanol dari bahan baku utama Indonesia seperti tebu hingga jagung, maka petani diharapkan bisa mendapatkan pendapatan yang meningkat pula.

Baca juga: Bahlil Sebut B50 Diterapkan Mulai Semester II-2025

“Karena etanolnya itu dari petani. Jadi kalau misalnya demand-nya naik, income petani juga naik. Cuma mungkin kita belum begitu banyak petaninya (yang fokus ke pembuatan etanol),” kata Bob.

“Ke depan, kalau misalnya banyak petani yang sudah berubah hasil petaninya menjadi etanol ini justru bisa menjadi positive cycle,” ujarnya menambahkan.

Bahlil mau wajibkan E10

Sebelumnya Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan sudah banyak negara sudah lebih dulu memakai campuran etanol dengan bensin. Antara lain Brasil, Amerika Serikat, India, Thailand, dan Argentina.

"Sangatlah tidak benar kalau dibilang etanol itu enggak bagus. Buktinya di negara-negara lain sudah pakai barang ini," ujar Bahlil dalam acara Investor Daily Summit 2025 di Jakarta Convention Center, Kamis (9/10/2025).

Ia menjelaskan, pemerintah sedang mendorong pemanfaatan sumber daya dalam negeri untuk mencapai kemandirian energi. Salah satunya lewat pengembangan etanol sebagai campuran bensin.

Baca juga: Bahlil Tepis Anggapan Etanol Tak Baik untuk Campuran BBM

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau