Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disuspensi BEI, KOKA Pastikan Rencana Akuisisi oleh NLEM Tak Langgar Aturan Lock Up Saham

Kompas.com - 14/10/2025, 20:26 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com-PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) memastikan rencana akuisisi oleh perusahaan asal China, Ningbo Lixing Enterprise Management Co., Ltd. (NLEM), tidak melanggar aturan lock up saham.

Direktur KOKA, William, menjelaskan pengendali utama tetap Gao Jing. Masuknya NLEM hanya menambah jumlah saham yang dikunci menjadi 78,5 persen dari sebelumnya 42 persen.

“Pengendali di sini tidak berubah, tapi kita menambah pengendali, lock up kita tambah dari yang sebelumnya 42 persen kita tambahnya jadi 78,5 persen. Nah, ini kita sudah ajukan ke Bursa untuk di-review dan diberikan approval,” ujar William dalam paparan publik insidentil di Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Baca juga: Resmi Melantai di BEI, Bagaimana Prospek Kinerja KOKA?

William menyebut proses akuisisi sudah diajukan ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Ia memperkirakan proses bisa selesai dalam dua hingga tiga bulan, tergantung kecepatan izin dari BEI.

“Kalau mungkin boleh memprediksi ya mungkin 2 sampai 3 bulan, tapi tergantung seberapa cepat BEI memberikan approval. Untuk saat ini cuma itu yang bisa saya informasikan kepada publik terkait timeline,” ucapnya.

Menurutnya, hingga kini BEI belum memberi tanggapan atas pengajuan akuisisi maupun pembukaan kembali suspensi saham KOKA.

“Persetujuan untuk mengizinkan NLEM sebagai pengendali bersama ini juga kita lagi nunggu, kita sudah sampaikan. Kita sudah sempat hearing ketemu dengan Bursa, jadi tunggu kabar dari sana. Saat ini kita belum dapat informasi baik tulisan maupun tulisan dari bursa terkait masalah pembukaan suspensi dan persetujuan penambahan pengendali,” kata William.

Dalam prospektus penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO), KOKA berkomitmen menjaga lock up saham minimal lima tahun sejak IPO pada Oktober 2023.

Baca juga: Cek Daftar 5 Saham di BEI yang Bayarkan Dividen Oktober 2025

BEI menghentikan sementara perdagangan saham KOKA pada 18 September 2025 setelah muncul rencana akuisisi oleh NLEM yang dinilai berpotensi melanggar komitmen lock up tersebut. Suspensi sempat dibuka pada 26 September, namun diberlakukan lagi pada 6 Oktober 2025.

Sebelum suspensi, saham KOKA melonjak tajam lebih dari 331 persen menjadi Rp410 per saham dalam sebulan terakhir.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau