JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto menyatakan bisa memahami sudut pandang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal kebijakan tarif impor.
Hal itu ia sampaikan kepada Chairman and Editor in Chief Forbes, Malcolm Stevenson Jr. (Steve Forbes) saat berdialog dalam acara Forbes Global CEO Conference di Jakarta, Rabu (15/10/2025).
"Jika saya orang Amerika, saya mengerti sudut pandang pemerintahan Trump, saya rasa. Maksud saya, seluruh dunia menganggap Amerika sebagai pasar yang bagus. Dan di sisi lain, mereka juga tidak membuka pasar mereka untuk barang-barang Amerika," ujar Prabowo.
Baca juga: Prabowo Pede Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 8 Persen Dipicu Program MBG
"Jadi, akan selalu ada, maksud saya, itu adalah tugas setiap pemimpin untuk mencoba melindungi rakyatnya," tegasnya.
Prabowo menilai, jika suatu negara terlibat dalam perang tarif, maka seharusnya dijadikan peringatan untuk memperbaiki ekonomi dalam negeri.
Dalam konteks pemerintah Indonesia, Prabowo meminta para pejabat Indonesia agar bekerja lebih efisien.
Selain itu, menurutnya, pemerintah juga harus mempertimbangkan sisi ekonomi dan pasar. "Saya beri tahu orang-orang saya, tim saya, dan saya akan berbicara dengan para pebisnis, kita harus lebih efisien, kita harus lebih berani, kita harus lebih, tidak selalu bergantung pada pasar yang mudah," ungkap Prabowo.
Sebagai informasi, pemerintah AS menerapkan besaran tarif impor 19 persen untuk Indonesia.
Tim dari Indonesia saat ini masih terus melakukan dialog dengan AS untuk menuntaskan hasil akhir kesepakatan tarif bagi kedua negara.
Dalam penjelasannya, Presiden Prabowo juga menyampaikan berbagai kesepakatan ekonomi komprehensif yang sudah dicapai Indonesia dengan sejumlah negara.
Misalnya, perjanjian ekonomi komprehensif antara Indonesia dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).
Prabowo bilang, kesepakatan dengan Uni Eropa merupakan hasil kerja keras Menteri Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto. "Saya rasa ini adalah salah satu pencapaian tim saya, tim ekonomi saya, yang dipimpin oleh Bapak Airlangga Hartarto. Beliau telah bekerja sangat keras bersama timnya. Dan ya, kami berhasil mencapai kesepakatan melalui CEPA," kata Prabowo.
"Dan saya pikir ini sebuah terobosan karena terjadi tepat ketika pemerintah Amerika memulai kampanye tarif mereka. Bisakah kita menyebutnya kampanye?" lanjutnya, merujuk kepada kebijakan tarif Trump.
Kepala Negara pun menyampaikan bahwa saat ini Indonesia juga sudah merampungkan perjanjian ekonomi komprehensif dengan Kanada (ICA-CEPA).
Ke depannya, pemerintah Indonesia akan menuntaskan banyak perjanjian ekonomi komprehensif dengan negara-negara lainnya.
Presiden Prabowo bilang, Indonesia harus berada di semua pasar perdagangan internasional yang memungkinkan. "Tetapi, pada dasarnya, yang lebih penting sebenarnya adalah pasar Indonesia. Kita hampir 300 juta orang. Jadi, kita harus benar-benar meningkatkan kapasitas kita, daya beli kita," jelasnya.
"Itulah mengapa saya ingin benar-benar memberdayakan masyarakat miskin di Indonesia," tambah Prabowo.
Baca juga: Prabowo Pamer Ekonomi RI Tumbuh 5 Persen Saat Banyak Negara Hanya 1 Persen
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang