Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laos Berencana Hentikan Pasokan Listrik untuk Penambang Kripto

Kompas.com - 17/10/2025, 16:37 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

Sumber Reuters

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Laos berencana menghentikan pasokan listrik untuk penambangan kripto pada kuartal pertama 2026.

Kebijakan ini diambil karena pemerintah ingin mengalihkan energi ke sektor yang dinilai lebih produktif bagi ekonomi nasional.

Wakil Menteri Energi Laos Chanthaboun Soukaloun mengatakan keputusan tersebut akan membantu negara memprioritaskan kebutuhan listrik bagi industri yang memiliki dampak ekonomi lebih besar.

“Kami ingin pasokan listrik difokuskan untuk sektor seperti pusat data kecerdasan buatan (AI), pengolahan logam, dan kendaraan listrik,” ujarnya kepada Reuters, Kamis (16/10/2025).

Baca juga: Indodax: Pertumbuhan Industri Kripto Peluang Perkuat Ekonomi Digital RI

Penambang kripto sebelumnya berbondong-bondong masuk ke Laos setelah pemerintah mengizinkan kegiatan itu pada 2021.

Mereka tertarik karena biaya listrik tenaga air yang murah dan stabil. Namun, aktivitas tersebut kini mulai dibatasi.

Soukaloun menjelaskan, pasokan listrik untuk penambangan kripto saat ini hanya sekitar 150 megawatt (MW), turun jauh dari puncaknya 500 MW pada 2021–2022.

“Penambangan kripto tidak menciptakan nilai ekonomi sebesar konsumen industri atau komersial,” katanya.

“Kami memang sempat mendorongnya pada 2021 karena saat itu ada kelebihan pasokan listrik dalam negeri,” sambungnya.

Baca juga: LPEM UI: Kripto Dorong 1,2 Juta Pekerjaan Baru, Potensi Sumbang Rp 260 Triliun ke Ekonomi

Menurutnya, industri kripto tidak memberi dampak besar terhadap penciptaan lapangan kerja dan rantai pasokan. Karena itu, pemerintah memilih mengalihkan daya ke sektor yang memberi nilai tambah lebih tinggi.

Soukaloun menambahkan, rencana penghentian seharusnya sudah dilakukan tahun ini, tetapi ditunda karena curah hujan tinggi yang meningkatkan produksi listrik tenaga air.

“Saya pikir pada akhir kuartal pertama 2026, kita mungkin akan menghentikannya sepenuhnya,” ujarnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau