CILACAP, KOMPAS.com - Memasuki musim kemarau, sejumlah desa di wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, terdampak kekeringan.
Akibatnya, sebagian warga mulai mengalami krisis air bersih.
Baca juga: Pipa PDAM Jebol Kena Alat Berat, Warga Sapuran Wonosobo Krisis Air Bersih Selama Tiga Hari
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Cilacap Budi Setyawan mengatakan, sampai saat ini baru satu desa yang secara resmi meminta bantuan air bersih.
"Kami menerima surat permohonan bantuan air bersih dari Pemerintah Desa Bojong, Kecamatan Kawunganten," kata Budi kepada wartawan, Selasa (22/7/2025).
Menurut Budi, Desa Bojong merupakan salah satu wilayah langganan kekeringan. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir desa tersebut menjadi yang pertama mengajukan permohonan bantuan.
"Kami juga mendapat informasi warga Desa Karangkemiri, Kecamatan Jeruklegi terdampak kekeringan. Pemerintah desa berencana mengajukan surat permohonan bantuan air bersih," ujar Budi.
Budi mengatakan, rencananya BPBD akan mulai mengirimkan bantuan air bersih pekan depan.
Tahun ini, BPBD mengalokasikan bantuan air bersih sebanyak 800 tangki yang bersumber dari APBD.
Baca juga: 5 Desa Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi di Sikka Alami Krisis Air Bersih
"Mudah-mudahan alokasi bantuan air bersih sebanyak 800 tangki itu mencukupi kebutuhan. Biasanya PMI maupun pihak ketiga juga menyalurkan bantuan air bersih," ujar Budi.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau tahun 2025 bersifat "kemarau basah" dengan durasi yang lebih pendek.
Seluruh wilayah Cilacap memasuki musim kemarau pada akhir bulan Juli dan akan berlangsung hingga September dengan puncaknya pada bulan Agustus.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini