JAYAPURA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bumi bermagnitudo 6,6 yang mengguncang wilayah Sarmi, Papua, pada Kamis (16/10/2025) pukul 14.14 WIT tidak berpotensi tsunami.
Kendati begitu, warga diminta tetap waspada.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Jayapura, Herlambang Hudha di Jayapura mengatakan, pihaknya tetap mengimbau agar masyarakat terus waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.
“Gempa susulan yang mungkin terjadi dikarenakan gempa tersebut tergolong dangkal," katanya.
Baca juga: Khawatir Rumah Ambruk, Warga Terdampak Gempa Tektonik di Situbondo Tidur di Tenda Darurat
Menurut Herlambang, guncangan gempa dirasakan kuat di Sarmi dan sekitarnya serta terasa hingga Wamena, Kota dan Kabupaten Jayapura.
"Kami mencatat kekuatan getaran mencapai skala V MMI di Sarmi, yang berarti banyak warga merasakan guncangan dan sebagian bangunan mengalami kerusakan ringan," ujarnya.
Dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrum, gempa bumi yang terjadi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Anjak Mamberamo.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik.
"Untuk itu kami berharap agar pemerintah daerah segera melakukan survei lapangan untuk memastikan kondisi masyarakat dan menilai dampak terhadap infrastruktur," katanya.
Baca juga: Uskup Jayapura Pimpin Pemberkatan 72 Rumah Layak Huni untuk Korban Gempa Bumi 2023
Pihaknya juga mengingatkan masyarakat agar tetap tenang, tidak terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan selalu memperbarui informasi melalui kanal resmi BMKG.
Warga juga disarankan menjauhi bangunan retak serta memilih area terbuka bila terjadi gempa susulan.
"Kami akan terus memantau aktivitas seismik di Papua dan akan memperbarui informasi jika ada perkembangan baru," ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang