Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beras Lagi Mahal, Ini Alternatif Penggantinya Menurut Chef dan Ahli Gizi

Kompas.com - 26/08/2025, 19:22 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ramainya isu harga beras yang melambung di pasaran saat ini membuat sedikit banyaknya masyarakat perlu melirik pangan alternatif pengganti beras.

Seperti diberitakan Kompas.com (24/8/2025) Kompas.com mendapati pasokan beras menipis di pasar tradisional dan ritel modern Jakarta Selatan. Harga pun naik tajam. 

Di Superindo Mayestik, Kebayoran Baru, rak beras tampak kosong. Satu-satunya yang tersedia hanya merek Topi Koki, kemasan lima kilogram, dijual Rp 140.790.

Namun, ironinya, pemerintah justru mengklaim stok beras nasional aman hingga akhir tahun.

Baca juga:

Melihat hal ini, chef dan ahli gizi yang Kompas.com hubungi pada Selasa (26/8/2025) sepakat menilai bahwa masyarakat Indonesia, khususnya yang mendapati harga beras melambung dari biasanya, perlu melihat lebih luas bahwa pangan berupa karbohidrat di Indonesia tidak terbatas hanya berpatokan pada beras.

Chef sekaligus SW & CO Hospitality Consultant PT Suwanta Indonesia Maju, Suwanta mengatakan bahwa permasalahan krisis pangan di Indonesia bukanlah isu yang baru muncul kemaren sore. Namun, sudah terjadi sebelum isu tingginya harga beras bermunculan seperti saat ini.

Kata Suwanta, yang menjadi permasalahan ialah tidak semua masyarakat Indonesia familier dengan pangan pengganti beras, khususnya masyarakat di kota besar seperti Jakarta.

Baca juga: 2 Jenis Beras Oplosan yang Justru Sehat dan Jadi Budaya Pangan Lokal

"Kalau kita bicara daerah Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, Ambon, apalagi NTT, sebenarnya mereka tidak pernah khawatir kalau tidak ada beras. Yang menjadi concern adalah di Jawa, kalau mereka tidak tercapai dengan beras, apakah mereka familier dengan makanan pengganti?," kata Suwanta kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (26/8/2025).

Mengingat, secara budaya, masyarakat di luar Pulau Jawa ada opsi pangan lain pengganti beras. Serta, secara geografis, kawasan seperti Indonesia bagian timur lebih cocok untuk perkebunan.

"Kalau padi, itu kan di area-area tertentu, tetapi memang menguasai, dan itu menjadi tumpuan pokok untuk kebudayaan nasional," ujarnya.

Lantas, apa saja alternatif pangan yang bisa dimanfaatkan sebagai pengganti beras?

Pisang pengganti beras

Ilustrasi pisang.Pixabay/Alexas_Fotos Ilustrasi pisang.
Ada banyak alternatif pangan pengganti beras yang bisa dipilih oleh masyarakat Indonesia. Pangan alternatif yang bisa dihidangkan sebagai pengganti beras yaitu pisang.

Kata Suwanta, pisang umum disajikan sebagai karbohirat di daerah Ambon dan Sulawesi. Jenis pisang yang dipakai yaitu pisang tanduk mentah.

"Pisang tanduk itu sangat bagus, sangat sehat, pisang tanduk yang digunakan itu tidak masak, dia masih mentah. Jadi, dimasak dengan cara direbus atau dikukus, sebagai pengganti karbohidrat," katanya.

Satu buah pisang tanduk berukuran besar, lanjutnya, bisa disajikan untuk dua kali makan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau