KOMPAS.com - Sumber karbohidrat dalam sepiring makanan tidak melulu harus bersumber dari nasi, bisa pula dari bahan pangan lain, misalnya dari sorgum.
Chef yang berkutat di gastronomi Indonesia dan kerap mengangkat masakan Indonesia, Ragil Imam Wibowo, atau akrab disapa Chef Ragil mengatakan bahwa pada dasarnya Indonesia kaya akan pangan karbohidrat, namun sayangnya hampir sebagian besar masyarakat Indonesia terpaku pada beras.
"Itu adalah masalah bahasa marketing yang dipakai dari zaman dulu, bahwa orang Indonesia harus makan beras (nasi). Tidak begitu, orang Indonesia bisa makan sagu, makan singkong, bisa makan ubi, yang mana jauh lebih sehat daripada beras kalau secara gizinya," kata Ragil kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (26/8/2025).
Baca juga:
Ia menuturkan, mengonsumsi sorgum pada dasarnya sama halnya mengonsumsi beras. Sorgum juga bisa disantap dengan aneka lauk.
Dosen Gizi di UIN Sunan Ampel Surabaya (UNISA) sekaligus Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Kota Surabaya Laili Rahmawati mengatakan, sorgum mengandung zat besi dan serat yang tinggi.
"Dari segi gizi itu bagus, dia zat besinya lumayan tinggi, seratnya juga tinggi, dan enak," kata Laili kepada kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (26/8/2025).
Bagi yang bingung dengan cara mengolah sorgum, simak paduan berikut:
Baca juga:
"Kalau senang pakai santan, masaknya pakai santan. Terus dikasih daun salam, serai, daun jeruk, jadi kayak nasi uduk, itu enak banget," kata Ragil.
Lauk pendamping sorgum, kata Ragil, bisa beragam, seperti bisa disantap dengan ayam goreng, disantap dengan lauk berkuah, atau bisa juga sorgum diolah menjadi nasi goreng.
"Jadi itu (sorgum) bukan satu makanan yang aneh, yang harus dibuat atau diolah macam-macam menjadi sesuatu dulu," terangnya.
Baca juga:
Takaran air untuk memasak sorgum pun sama halnya dengan memasak nasi. Biasanya, kata Ragil, masyarakat Indonesia menggunakan takaran 1,5 buku jari untuk takaran air pada beras.
Proses memasaknya bisa menggunakan panci penanak nasi secara manual, atau bisa pula dengan alat penanak nasi supaya lebih mudah.
Laili menambahkan, tekstur sorgum hampir mirip dengan beras Jepang, agak lengket. Bedanya, sorgum berwarna kecoklatan dan mudah ditanam karena tidak butuh banyak air.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini