Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Politik Thailand Terus-menerus Dilanda Krisis?

Kompas.com - 29/08/2025, 20:11 WIB
Albertus Adit

Penulis

BANGKOK, KOMPAS.com - Thailand kerap dipandang sebagai negara demokratis. Monarki konstitusional ini secara rutin menggelar pemilihan umum yang kompetitif, dengan tingkat partisipasi pemilih tinggi serta keterlibatan aktif generasi muda dalam politik.

Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu. Menurut para analis, kekuasaan di Thailand masih sangat bergantung pada lembaga yang tidak dipilih secara demokratis, seperti militer, lembaga peradilan, dan keluarga kerajaan yang berpengaruh.

Sejak berakhirnya monarki absolut pada 1932, Thailand telah mengalami lebih dari belasan kudeta. Pertarungan antara gerakan reformasi demokrasi dan kekuatan konservatif yang berakar kuat menimbulkan siklus ketidakstabilan politik selama beberapa dekade.

Baca juga: Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya bagi Thailand Usai PM Paetongtarn Shinawatra Dicopot?

Keluarga Shinawatra menjadi salah satu pihak yang paling merasakan dinamika ini. Selama 20 tahun terakhir, nama keluarga tersebut selalu berada di pusaran momen dramatis politik Thailand.

Terbaru, pada Jumat (29/8/2025), Paetongtarn Shinawatra resmi dicopot dari jabatan perdana menteri setelah Mahkamah Konstitusi mengeluarkan putusan yang memutuskan nasibnya.

Peran Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi dinilai sering menjatuhkan putusan yang sejalan dengan kepentingan penguasa. Hal ini tidak lepas dari identitas dan komposisi lembaga tersebut.

“Pengadilan dipandang kaum konservatif sebagai pelopor moral yang melindungi pilar-pilar institusi Thailand dari apa yang mereka anggap sebagai ekses demokrasi,” ujar Napon Jatusripitak, peneliti tamu di Program Studi Thailand, ISEAS-Yusof Ishak Institute, Singapura.

Menurutnya, legitimasi pengadilan justru dibangun atas dasar identitas itu, bukan pada supremasi hukum. Sebagian besar hakim, lanjut Napon, diangkat atau diperpanjang masa jabatannya pada era pemerintahan militer yang konservatif.

“Ini berarti kecenderungan pengadilan untuk berpihak pada kepentingan penguasa sudah tertanam dalam DNA-nya,” kata Napon, dikutip dari Bangkok Post.

Baca juga: Skandal Telepon PM Paetongtarn Shinawatra: Koalisi Thailand Nyaris Runtuh

Empat Perdana Menteri sebelumnya yang tergusur

Sejak 2008, empat perdana menteri (PM) Thailand digulingkan oleh Mahkamah Konstitusi, dan seluruhnya terkait dengan keluarga Shinawatra atau partai politik mereka.

Samak Sundaravej dicopot pada 2008 setelah pengadilan menyatakan ia melanggar konstitusi karena tetap menjadi pembawa acara memasak di televisi.

Beberapa bulan kemudian, penggantinya, Somchai Wongsawat, juga digulingkan setelah pengadilan membubarkan partai politiknya atas tuduhan kecurangan pemilu.

Pada 2014, Yingluck Shinawatra, saudara perempuan Thaksin, dicopot karena dianggap menyalahgunakan kekuasaan terkait pemindahan pejabat Dewan Keamanan Nasional. Putusan ini muncul hanya beberapa saat sebelum kudeta militer menggulingkan pemerintahannya.

Tahun lalu, giliran Srettha Thavisin yang dicopot karena dinilai melanggar aturan etika setelah menunjuk seorang mantan narapidana penghinaan pengadilan sebagai menteri kabinet.

Baca juga: Kekerasan Sektarian di Suriah Tewaskan Hampir 2.000 Orang

Partai politik dibubarkan

Mahkamah Konstitusi juga berulang kali membubarkan partai politik populer. Sejak 1997, sebanyak 111 partai telah dibubarkan, sebagian besar partai pro-demokrasi.

Partai Thai Rak Thai yang didirikan Thaksin dibubarkan pada 2007, disusul Partai Kekuatan Rakyat setahun setelahnya dengan tuduhan kecurangan pemilu.

Pada 2019, Partai Thai Raksa Chart dibubarkan karena mencalonkan seorang putri kerajaan sebagai perdana menteri, yang dianggap bertentangan dengan monarki konstitusional.

Setahun kemudian, Partai Masa Depan Maju yang meraih kejutan besar pada Pemilu 2019, juga dibubarkan. Para eksekutifnya dilarang berpolitik selama 10 tahun akibat tuduhan menerima pinjaman ilegal dari pemimpinnya.

Baca juga: Politisi Meksiko Baku Hantam di Senat, Dipicu Perdebatan Intervensi Militer AS

Tahun lalu, Partai Maju Maju yang menjadi penerus Partai Masa Depan Maju sekaligus pemenang Pemilu 2023, kembali dibubarkan. Kampanyenya untuk mengubah undang-undang lese majeste dianggap sebagai upaya menggulingkan monarki konstitusional.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Sudah Tajir, Elon Musk Akan Diguyur Rp 15 Kuadriliun dari Tesla
Sudah Tajir, Elon Musk Akan Diguyur Rp 15 Kuadriliun dari Tesla
Global
Drone Houthi Tembus Pertahanan Israel, Sirene Peringatan Tak Bunyi
Drone Houthi Tembus Pertahanan Israel, Sirene Peringatan Tak Bunyi
Global
Profil Shigeru Ishiba, PM Jepang yang Mundur Usai Menjabat Setahun
Profil Shigeru Ishiba, PM Jepang yang Mundur Usai Menjabat Setahun
Global
Rusia Lancarkan Serangan Udara Tebesar, Hantam Kompleks Pemerintahan Ukraina 
Rusia Lancarkan Serangan Udara Tebesar, Hantam Kompleks Pemerintahan Ukraina 
Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Aksi Solidaritas Pemuda Malaysia, Kapal Rp 16 Miliar Tenggelam Setelah Diluncurkan
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Aksi Solidaritas Pemuda Malaysia, Kapal Rp 16 Miliar Tenggelam Setelah Diluncurkan
Global
PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Ini 2 Kandidat Penggantinya
PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Ini 2 Kandidat Penggantinya
Global
Selundupkan 362 Berlian Rp 5,2 Miliar ke Vietnam, Pria India Dipenjara 7 Tahun
Selundupkan 362 Berlian Rp 5,2 Miliar ke Vietnam, Pria India Dipenjara 7 Tahun
Global
Rumah Ibu Isaac Newton Ditemukan, Buka Sejarah Keluarga Sang Ilmuwan
Rumah Ibu Isaac Newton Ditemukan, Buka Sejarah Keluarga Sang Ilmuwan
Global
Balas Kematian PM, Houthi Yaman Tembakkan 3 Drone ke Arah Israel
Balas Kematian PM, Houthi Yaman Tembakkan 3 Drone ke Arah Israel
Global
Siapa Santo Carlo Acutis yang Baru Saja Dikanonisasi Paus Leo XIV?
Siapa Santo Carlo Acutis yang Baru Saja Dikanonisasi Paus Leo XIV?
Global
Pria Asing Diam-diam Huni Ruang Bawah Tanah Rumah Orang, Ada Listrik dan Kasur
Pria Asing Diam-diam Huni Ruang Bawah Tanah Rumah Orang, Ada Listrik dan Kasur
Global
Vaksin Kanker Buatan Rusia 2025 Diluncurkan dan Siap Digunakan
Vaksin Kanker Buatan Rusia 2025 Diluncurkan dan Siap Digunakan
Global
Kelompok Bersenjata Palestina Luncurkan 2 Roket ke Israel
Kelompok Bersenjata Palestina Luncurkan 2 Roket ke Israel
Global
Carlo Acutis Jadi Santo Milenial Pertama, Dijuluki 'Influencer Tuhan'
Carlo Acutis Jadi Santo Milenial Pertama, Dijuluki "Influencer Tuhan"
Global
Perluas Operasi Militer, Israel Ratakan Gedung Pencakar Langit Kedua di Kota Gaza
Perluas Operasi Militer, Israel Ratakan Gedung Pencakar Langit Kedua di Kota Gaza
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau