KOMPAS.com – Fenomena underemployment atau ketidaksesuaian antara jurusan kuliah dan pekerjaan kini menjadi perhatian serius di dunia kerja global.
Di Amerika Serikat, data terbaru menunjukkan bahwa lebih dari separuh lulusan dari jurusan tertentu bekerja di bidang yang tidak membutuhkan gelar sarjana, bahkan di bawah level pendidikan mereka.
Kondisi ini menggambarkan tantangan nyata di pasar tenaga kerja modern, di mana gelar S1 tak selalu menjamin pekerjaan sepadan dengan bidang studi, terutama pada profesi yang lebih menekankan keterampilan teknis daripada akademik.
Baca juga: Ingin Aman dari PHK? Ini 10 Jurusan Kuliah dengan Prospek Kerja Tinggi dan Gaji Besar
Menurut Federal Reserve Bank of New York (New York Fed), underemployment terjadi ketika seseorang bekerja di posisi yang tidak membutuhkan kualifikasi setinggi pendidikan yang dimilikinya.
Artinya, lulusan perguruan tinggi bekerja di sektor yang sebenarnya tidak memerlukan gelar sarjana, sehingga potensi akademiknya tidak termanfaatkan secara optimal.
Definisi ini juga mencakup ketidaksesuaian antara jurusan kuliah dan bidang pekerjaan. Misalnya, lulusan Ilmu Sosial yang bekerja di sektor ritel atau lulusan Seni Pertunjukan yang beralih ke pekerjaan administratif.
New York Fed mencatat, hanya sekitar 50 persen lulusan baru dari sejumlah jurusan yang berhasil memperoleh pekerjaan level sarjana (college-level job) pada tahun pertama setelah lulus.
Fenomena ini disebabkan oleh kesenjangan antara sistem pendidikan dan kebutuhan industri.
Banyak program studi masih berorientasi pada teori akademik, sementara dunia kerja kini menuntut keterampilan praktis, digital, dan vokasional.
Akibatnya, lulusan dengan gelar sarjana kerap bersaing dengan lulusan diploma atau kursus teknis yang justru lebih siap secara keterampilan.
Berdasarkan laporan New York Fed yang dirilis Selasa (14/10/2025), berikut daftar jurusan kuliah di Amerika Serikat dengan tingkat underemployment tertinggi:
Jurusan ini menempati posisi teratas dengan tingkat ketidaksesuaian kerja mencapai 67,2 persen.
Sebagian besar lulusan bekerja di sektor keamanan swasta atau administrasi publik yang tidak mensyaratkan gelar sarjana.
Banyak posisi di bidang penegakan hukum seperti petugas keamanan dan staf pengadilan cukup dengan pelatihan teknis, bukan gelar S1.
Lulusan Seni Pertunjukan sering berakhir di pekerjaan di luar panggung, seperti pariwisata, pendidikan, atau industri kreatif informal.