Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa HUT TNI Diperingati Setiap 5 Oktober? Ini Asal-usul Sejarahnya

Kompas.com - 01/10/2025, 14:30 WIB
Wahyu Wachid Anshory

Editor

KOMPAS.com - Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 pada 5 Oktober 2025. Upacara perayaan akan digelar secara meriah di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat.

Setiap tahun, HUT TNI menjadi momentum untuk mengenang perjalanan panjang sejarah militer Indonesia yang telah melewati berbagai fase perubahan sejak awal kemerdekaan.

Sejarah TNI bermula dari pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945, hanya beberapa minggu setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: HUT TNI, Tarif Bus Transjakarta Hanya Rp 80 pada Minggu Besok

Pemerintah saat itu menunjuk Suprijadi sebagai pemimpin tertinggi TKR. Suprijadi dikenal sebagai tokoh pemberontakan Tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Blitar pada Februari 1945.

Namun, Suprijadi tidak pernah muncul setelah pemberontakan tersebut, sehingga tidak pernah dilantik secara resmi.

Untuk mengisi kekosongan jabatan itu, diadakan musyawarah TKR pada pertengahan November 1945 yang dihadiri para panglima divisi dan komandan resimen dari seluruh Jawa.

Baca juga: Ada Rangkaian HUT TNI, Arus Lalu Lintas di Monas pada Sabtu Pagi Normal

Hasil musyawarah menetapkan Kolonel Soedirman, Panglima Divisi V Banyumas, sebagai pengganti Suprijadi.

Sementara Letnan Jenderal Oerip Sumohardjo ditunjuk sebagai Kepala Staf Umum. Sebulan kemudian, Presiden Soekarno melantik Soedirman sebagai Panglima Besar di Yogyakarta.

Kapan TKR Berubah Menjadi TNI?

Ilustrasi TNI. Rekrutmen PA PK TNI 2025. Perwira Prajurit Karier PA PK TNI. Rekrutmen TNI. Rekrutmen PAPK TNI 2025.pasmar1.tnial.mil.id Ilustrasi TNI. Rekrutmen PA PK TNI 2025. Perwira Prajurit Karier PA PK TNI. Rekrutmen TNI. Rekrutmen PAPK TNI 2025.

Setelah pelantikan Jenderal Soedirman, TKR mengalami dua kali perubahan nama pada Januari 1946, yakni menjadi Tentara Keselamatan Rakyat, lalu Tentara Republik Indonesia (TRI).

Upaya penyatuan tentara terus dilakukan hingga 5 Mei 1947, ketika Presiden Soekarno mengeluarkan Penetapan Presiden untuk mempersatukan TRI dengan berbagai laskar dalam satu wadah organisasi.

Panitia pemersatu dipimpin langsung oleh Presiden Soekarno, dibantu oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta, Menteri Pertahanan, dan Panglima Besar.

Baca juga: HUT Ke-80 TNI, Tarif MRT, LRT, dan Transjakarta Hanya Rp 80

Hasil kerja panitia itu menghasilkan Penetapan Presiden pada 7 Juni 1947 yang menyatakan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI) sejak 3 Juni 1947.

Langkah ini mengakhiri dualisme antara tentara reguler dan pasukan laskar. Panglima Besar Jenderal Soedirman tetap menjadi pucuk pimpinan TNI.

Apa Tantangan yang Dihadapi TNI pada Masa Awal Kemerdekaan?

Meski telah bersatu, organisasi TNI belum sepenuhnya sempurna ketika Belanda melancarkan Agresi Militer I pada 21 Juli 1947. Ribuan tentara Belanda dengan tank dan pesawat tempur menyerang berbagai wilayah Indonesia, menyebabkan kerusakan besar.

Halaman:


Terkini Lainnya
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Jawa Tengah
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Jawa Tengah
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
Banten
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Jawa Tengah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau