KOMPAS.com - Cuaca panas melanda sejumlah wilayah di Indonesia akhir-akhir ini.
Akun Instagram @infobmkg, Jumat (17/10/2025) mencatat suhu maksimum dalam beberapa hari terakhir mencapai 38,2°C di Karanganyar, diikuti oleh Majalengka (37,6°C), Boven Digoel (37,3°C), dan Surabaya (37,0°C).
Lalu, apa yang menyebabkan cuaca panas di Indonesia ini dan kapan cuaca panas tersebut berakhir?
Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Soenardi menjelaskan, cuaca panas dipengaruhi faktor gerak semu matahari.
"Jadi saat ini posisinya ada di wilayah selatan ekuator atau di sekitaran wilayah Indonesia bagian selatan, kemudian dari data yang tercatat memang beberapa wilayah di wilayah Indonesia suhunya berkisar antara 36 sampai 38 (derajat celcius)," ujarnya, Kamis (16/10/2025), dipantau dari Berita Utama KompasTV.
Soenardi menambahkan, cuaca panas juga dipengaruhi faktor monsun Australia yang membawa massa udara kering.
"Jadi memang menambah terasanya, jadi cukup panas di wilayah Indonesia bagian selatan," ujarnya.
Soenardi mengungkapkan cuaca panas di Indonesia diperkirakan akan berakhir pada akhir bulan ini.
"Kejadian ini kemungkinan akan berakhir di sekitaran akhir Oktober, yang kemungkinan akan banyak hujan di wilayah Indonesia," ujarnya.
Dalam kondisi cuaca seperti akhir-akhir ini, BMKG mengimbau masyarakat agar menjaga stabilitas cairan tubuh dan menggunakan tabir surya.
Imbauan ini dimaksudkan agar tidak terjadi dehidrasi, kelelahan, dan dampak buruk lainnya.
Kementerian Kesehatan (Kemkes) juga mengimbau sejumlah hal saat cuaca panas melanda.
Berikut 5 tips kesehatan dari Kemkes saat cuaca panas, seperti dilansir laman resminya.
Kemkes menganjurkan masyarakat untuk mencukupi kebutuhan air tubuh saat cuaca panas melanda. Perlu diingat, masyarkat tidak perlu menunggu rasa haus muncul sebelum minum.
Menurut informasi dari laman Kemkes, konsumsi air putih yang disarankan untuk orang dewasa adalah 2 liter per hari.