Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa Ramadhan 2026, Pemerintah Masih Tunggu Sidang Isbat

Kompas.com - 23/09/2025, 22:00 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com – Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid telah secara resmi menetapkan 1 Ramadhan 1447 Hijriyah jatuh pada Rabu Legi, 18 Februari 2026 Masehi.

Keputusan ini diambil berdasarkan kajian astronomis terkini menggunakan hisab hakiki kontemporer dan pendekatan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), acuan Muhammadiyah untuk menentukan awal bulan Hijriyah.

Sebelumnya, kalender cetak Muhammadiyah memperkirakan awal Ramadhan pada 19 Februari 2026. Namun, setelah validasi ulang terhadap data astronomi global dan menggunakan perangkat lunak HisabMu, awal puasa disesuaikan menjadi 18 Februari 2026 agar ketepatan waktu ibadah lebih akurat dan konsisten dengan prinsip keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan.

HisabMu dan Penetapan Awal Ramadhan

HisabMu adalah sistem hisab berbasis astronomi digital yang dikembangkan oleh Muhammadiyah Software Labs di bawah koordinasi Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah. Sistem ini memungkinkan akurasi tinggi dalam menghitung posisi benda langit, sehingga kriteria awal bulan Hijriah dapat dipenuhi secara global.

Hasil perhitungan HisabMu menunjukkan wilayah barat laut Amerika Serikat, termasuk kota-kota di Alaska seperti Chevak, Tununak, dan Hooper Bay, memenuhi seluruh syarat KHGT. Dari situ, Rabu, 18 Februari 2026 ditetapkan sebagai awal puasa Ramadhan 1447 H.

Baca juga: Alasan Ramadhan Sananta Terus Dipanggil Timnas Indonesia Asuhan Kluivert

Pemerintah Masih Menunggu Sidang Isbat

Sementara itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama masih menunggu hasil Sidang Isbat untuk menetapkan awal puasa secara resmi. Sidang ini melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI), para ahli falak, dan lembaga terkait lainnya.

Sidang Isbat penting untuk memastikan keseragaman pelaksanaan puasa di seluruh wilayah Indonesia, karena kondisi geografis yang luas dapat memengaruhi waktu terlihatnya hilal. Meskipun perhitungan astronomi memberikan perkiraan awal puasa, keputusan resmi tetap menunggu hasil pengamatan hilal.

Perkiraan Hari Raya Idul Fitri 2026

Hari Raya Idul Fitri 1447 H diperkirakan jatuh pada Jumat, 20 Maret 2026. Sama seperti awal puasa, tanggal ini masih bersifat perkiraan dan akan dikonfirmasi melalui pengamatan hilal di akhir bulan Ramadhan.

Kalender Hari Libur Nasional 2026

Baca juga: Hitung Mundur Awal Ramadhan, Berapa Hari Lagi Puasa 2026?

Berdasarkan SKB 3 Menteri, jumlah hari libur nasional pada 2026 mencapai 17 hari. Berikut rinciannya:

  • Kamis, 1 Januari 2026: Tahun Baru Masehi
  • Jumat, 16 Januari 2026: Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW
  • Selasa, 17 Februari 2026: Tahun Baru Imlek 2577 Kongzili
  • Rabu, 18 Februari 2026: Awal Puasa Ramadhan 1447 H (perkiraan Muhammadiyah)
  • Kamis, 19 Maret 2026: Hari Suci Nyepi
  • Sabtu–Minggu, 21–22 Maret 2026: Idul Fitri 1447 H (perkiraan)
  • Jumat, 3 April 2026: Wafat Yesus Kristus
  • Minggu, 5 April 2026: Hari Kebangkitan Yesus Kristus (Paskah)
  • Jumat, 1 Mei 2026: Hari Buruh Internasional
  • Kamis, 14 Mei 2026: Kenaikan Yesus Kristus
  • Rabu, 27 Mei 2026: Idul Adha 1447 H
  • Minggu, 31 Mei 2026: Hari Raya Waisak 2570 BE
  • Senin, 1 Juni 2026: Hari Lahir Pancasila
  • Selasa, 16 Juni 2026: 1 Muharram 1448 H
  • Senin, 17 Agustus 2026: Hari Proklamasi Kemerdekaan RI
  • Selasa, 25 Agustus 2026: Maulid Nabi Muhammad SAW
  • Jumat, 25 Desember 2026: Hari Natal

Dengan penetapan awal puasa oleh Muhammadiyah dan pengumuman resmi pemerintah yang menunggu Sidang Isbat, umat Islam di Indonesia dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk menjalankan ibadah Ramadhan dan merayakan Idul Fitri sesuai ketentuan yang berlaku.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jadwal Libur Sekolah Bulan Puasa dan Idul Fitri 2026, Catat Tanggalnya

 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Jawa Tengah
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Jawa Tengah
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
Banten
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Setelah Jokowi, Budi Arie Yakin Projo Mampu Antar Prabowo Jadi Presiden Dua Periode
Jawa Tengah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau