KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Agam, Sumatera Barat, mencatat sebanyak 122 warga menjadi korban keracunan massal usai menyantap menu program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (1/10/2025).
Kasus keracunan massal ini ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah ratusan korban, mayoritas pelajar, menjalani perawatan di berbagai fasilitas kesehatan.
Berdasarkan data dari akun resmi @diskominfo.agam, korban keracunan ditangani di tiga layanan kesehatan, yakni Puskesmas Manggopoh, RSIA Rizki Bunda, dan RSUD Lubuk Basung.
Baca juga: BBPOM Periksa Sampel Nasi Goreng MBG Penyebab Keracunan di Agam
Rincian Korban Keracunan di Agam
Total keseluruhan korban mencapai 122 orang, dengan mayoritas korban merupakan anak-anak penerima manfaat program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Ketua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Peduli Karakter Anak (YPKA) di Nagari Kampung Tengah, Lubuk Basung, Aulia Korimah, menyebut dugaan sementara penyebab keracunan berasal dari menu nasi goreng dengan telur dadar, tahu goreng, serta lalapan berupa selada dan tomat.
“Untuk memastikan itu, tentu kami harus menunggu hasil pemeriksaan labor dulu,” ujar Aulia, Kamis (2/10/2025).
Menurutnya, sampel makanan sudah dikirim ke BPOM Padang untuk diuji. Ia menegaskan pihaknya tetap bertanggung jawab terhadap korban hingga pulih.
Namun, Aulia membantah anggapan bahwa menu nasi goreng tersebut berasal dari pihak luar.
“Menu itu diracik langsung oleh dapur SPPG, bukan menu jadi dari tempat lain,” katanya.
Baca juga: Korban Keracunan Nasi Goreng MBG Terus Bertambah, Pemkab Agam Tetapkan Status KLB
Salah satu korban, Weri Oktavia, guru TK Aisyah Kampung Tangah, mengaku sempat mencicipi menu nasi goreng sebelum dibagikan kepada murid-muridnya.
“Kalau secara rasa, bentuk, dan bau tidak ada masalah. Saat saya cicipi, semuanya tidak menandakan makanan kedaluwarsa,” kata Weri di RSUD Lubuk Basung, Kamis.
Merasa aman, ia lalu membagikan makanan itu kepada sekitar 15 murid. Namun, malam harinya Weri mengalami pusing dan mual berkepanjangan.
“Saya kira karena kelelahan. Tapi ternyata gejalanya sama seperti keracunan,” ujarnya.
Kesaksian juga datang dari Hanifa, siswi SMP penerima manfaat MBG. Ia menyebut telur dadar yang disajikan terlihat menghitam, meski bukan gosong.