KOMPAS.com – Psikolog anak sekaligus tokoh pendidikan Indonesia, Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto, baru-baru ini membagikan kabar kesehatannya bahwa ia terdiagnosa stroke ringan.
Dalam caption tersebut, Kak Seto menceritakan bahwa sejak 20 Oktober, ia mengalami gejala pusing dan merasa linglung.
Ia pun akhirnya dirawat di rumah sakit sejak Sabtu (25/10/2025).
Meski sempat tetap beraktivitas seperti biasa, gejala tak kunjung mereda hingga akhirnya ia memutuskan menjalani pemeriksaan medis.
"Ternyata saya terdiagnosa mild stroke (stroke ringan) yang menyerang fungsi kognitif, bukan motorik. Saya juga mengalami aritmia, yaitu kondisi di mana detak jantung tidak beraturan," tulis Kak Seto, lewat unggahan di Instagram @kaksetosahabatanak, Selasa (28/10/2025).
Ia menambahkan, stroke yang dialami disebabkan oleh faktor kekentalan darah, sementara jantungnya dalam kondisi sehat.
Saat ini, Kak Seto tengah menjalani perawatan di rumah sakit atas saran dokter ahli saraf dan jantung.
"Setelah ditangani oleh dokter Ahli Syaraf (Neurologist) dan Ahli Jantung (Kardiolog), dijelaskan bahwa semua organ vital masih berfungsi dengan baik. Hanya saja karena saya tidak bisa diam, dokter menyarankan alangkah baiknya untuk beristirahat sejenak dan dirawat di Rumah Sakit," sambungnya.
Baca juga: Serangan Stroke Harus Ditangani dalam 4,5 Jam Pertama, Dokter Jelaskan Alasannya
Menurut National Institutes of Health (NIH), stroke ringan atau transient ischemic attack (TIA) terjadi ketika aliran darah ke otak terhambat sementara, biasanya hanya berlangsung beberapa menit hingga jam.
Meski disebut “ringan”, kondisi ini tetap menjadi peringatan awal terhadap risiko stroke yang lebih berat di kemudian hari.
Stroke ringan terjadi akibat penyumbatan sementara pembuluh darah otak, sehingga sebagian jaringan otak tidak mendapat oksigen dan nutrisi yang cukup. Gejala umumnya meliputi:
Baca juga: Apa Itu Atrial Fibrilasi, Masalah Jantung yang Bisa Sebabkan Stroke?
Kak Seto mengalami stroke ringanMengutip dari American Stroke Association, stroke dapat memengaruhi bagian otak yang berbeda, tergantung di mana pembuluh darah tersumbat. Secara umum, ada dua area fungsi utama yang bisa terdampak: motorik dan kognitif.
Fungsi motorik berkaitan dengan kemampuan tubuh untuk bergerak dan mengendalikan otot, seperti berjalan, berbicara, atau mengangkat tangan.
Apabila stroke mengenai area otak yang mengatur gerak, misalnya motor cortex atau cerebellum, gejala yang muncul biasanya berupa kelumpuhan, wajah mencong, atau bicara pelo.
Sementara itu, fungsi kognitif berhubungan dengan kemampuan otak untuk berpikir, mengingat, memproses informasi, dan mengambil keputusan.
Jika stroke menyerang area otak bagian depan atau tengah, seperti frontal lobe atau parietal lobe, maka gejala yang timbul bisa berupa:
Dalam kasus Kak Seto, gejala awal berupa pusing dan linglung menunjukkan bahwa area otak yang terdampak kemungkinan adalah bagian yang berperan dalam fungsi kognitif, bukan pengaturan gerak tubuh.
Baca juga: Waspadai Stroke pada Bayi, Dokter Jelaskan Penyebab dan Gejalanya
Peneliti dari American Stroke Association menjelaskan, tidak semua stroke menimbulkan kelumpuhan atau gangguan fisik.
Jika penyumbatan terjadi di area otak yang bertanggung jawab terhadap memori, konsentrasi, dan pemrosesan informasi.
Pola hidup sehat berperan besar
Kak Seto menuturkan bahwa kondisinya relatif stabil berkat kebiasaan hidup sehat yang dijalani selama ini.
“Syukurnya, karena menjalani pola hidup sehat maka stroke ini disebabkan oleh faktor kekentalan darah belaka, di mana kondisi jantung tetap dalam keadaan sehat,” tulisnya.
Pernyataan ini sejalan dengan hasil studi Harvard Health Publishing, yang menyebut bahwa menjaga tekanan darah, rutin berolahraga, serta membatasi konsumsi lemak jenuh dan garam dapat menurunkan risiko stroke hingga 80 persen.
Baca juga: Tips Kak Seto untuk Bapak-bapak agar Awet Muda, Kuncinya Gembira
Meski merasa masih kuat, Kak Seto akhirnya memutuskan untuk dirawat di rumah sakit agar mendapat pemantauan lebih baik.
“Ayo, mulai hidup sehat dari sekarang karena akan sangat membantu di masa tua nanti. Tetap semangat," tulis pria 74 tahun ini.
Pesan ini menjadi pengingat bahwa menjaga pola hidup sehat dan peka terhadap sinyal tubuh bukan hanya soal usia, tetapi bagian dari rasa sayang terhadap diri sendiri.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang