“Agak sulit bagi saya untuk percaya bahwa dia telah menjalani (tes darah) dalam setahun terakhir yang hasilnya normal,” lanjutnya.
Pendapat senada diungkapkan dr Herbert Lepor dari NYU Langone Health. Ia menyebutkan bahwa di era modern, diagnosis kanker prostat pada stadium lanjut sangat jarang terjadi, mengingat teknologi skrining yang kini tersedia.
Meski demikian, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mencatat bahwa sekitar 70 persen kasus kanker prostat biasanya terdeteksi sebelum menyebar.
Namun, pedoman medis di AS tidak menyarankan skrining rutin tahunan bagi pria di atas usia 70 tahun, sehingga belum diketahui apakah Biden menjalani tes tersebut sebagai bagian dari pemeriksaan tahunannya.
Hingga kini, pihak Biden belum memberikan tanggapan resmi terhadap sejumlah pertanyaan lanjutan.
Dalam wawancara sebelumnya di acara The View di ABC pada 8 Mei 2025, Biden membantah tudingan bahwa kondisi mentalnya menurun.
“Tidak ada yang bisa mendukung itu,” katanya saat itu.
Biden yang tercatat sebagai presiden tertua dalam sejarah AS, memutuskan tidak mencalonkan diri kembali pada Juli 2024, usai penampilan debat yang dianggap buruk saat melawan Trump.
Kursi pencalonan Demokrat kemudian diisi oleh Kamala Harris, yang kalah dalam pemilu November 2024.
Melalui unggahan media sosial pada Senin pagi, Biden menyampaikan apresiasinya atas dukungan masyarakat.
“Kanker menyentuh kita semua. Seperti banyak dari Anda, Jill dan saya telah belajar bahwa kami paling kuat di tempat-tempat yang hancur. Terima kasih telah mengangkat kami dengan cinta dan dukungan,” tulisnya.
Baca juga: Mantan Presiden AS Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat Agresif, Sudah Menyebar ke Tulang
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini