JAKARTA, KOMPAS.com - Koperasi harus mampu beradaptasi dengan dinamika pasar yang semakin kompetitif melalui penguatan kapasitas kepemimpinan dan pemahaman strategi bisnis modern.
Menurut Wakil Rektor IPB University Bidang Konektivitas Global, Kerja Sama, dan Alumni, Iskandar Zulkarnaen Siregar, terdapat tujuh prinsip yang perlu dipahami koperasi agar bisa berkembang tanpa kehilangan jati dirinya.
Tujuh prinsip yang dimaksud meliputi belas kasihan, pengendalian demokratis, partisipasi anggota ekonomi, kemandirian, pendidikan dan pelatihan, kerja sama antar koperasi, serta kepedulian terhadap komunitas koperasi.
Baca juga: Sri Mulyani Suntik Rp 16 Triliun untuk Pinjaman Koperasi Merah Putih
Ia menilai, kekuatan koperasi terletak pada kemampuan untuk memberdayakan anggota sekaligus menciptakan nilai tambah bagi masyarakat luas.
Lewat kolaborasi antar pemangku kepentingan seperti pemerintah, akademisi, hingga pelaku usaha, Iskandar menganggap koperasi bisa menjadi tidak hanya pilar ekonomi rakyat, melainkan pula penggerak pembangunan berkelanjutan.
"Dengan sinergi yang solid, koperasi diyakini mampu menghadapi tantangan global dan tampil sebagai institusi ekonomi yang inklusif, tangguh, dan berdaya saing tinggi," ujar Iskandar, dilansir dari laman resmi LKPE IPB University.
Ia menyebut, kerja sama IPB-Angkatan Koperasi Kebangsaan Malaysia Berhad (ANGKASA) adalah contoh nyata sinergi pelajar, pemerintah, serta gerakan koperasi dalam memperkuat daya saing di ASEAN.
Melalui Cooperative EXECUTIVE Leadership Program (CLEVER), IPB University bekerja sama ANGKASA untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan, tata kelola, serta daya saing koperasi.
Melalui CLEVER Leadership Program yang diselenggarakan akhir Agustus lalu, Indonesia dan Malaysia menunjukkan komitmen bersama dalam memperkuat gerakan koperasi.
Kolaborasi ini diharapkan melahirkan generasi pemimpin koperasi yang adaptif, inovatif, serta tangguh dalam menghadapi dinamika ekonomi global. Kolaborasi ini juga mengukuhkan posisi koperasi sebagai pilar penting pembangunan ekonomi masyarakat di kedua negara.
Baca juga: Proyek PLTS untuk Koperasi Merah Putih, IESR Ingatkan Risiko Mangkrak
"CLEVER tidak hanya sekadar program pelatihan, melainkan juga forum strategis dalam membangun jejaring koperasi regional untuk mendorong inovasi, profesionalisme, dan kontribusi nyata koperasi terhadap pembangunan berkelanjutan,"tutur Iskandar dalam keterangan persnya.
Sementara itu, Wakil Presiden Angkasa Malaysia, Datuk Hj. Mohamad Ali Hasan mengatakan, CLEVER menjadi momentum penting bagi pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik antar koperasi Indonesia–Malaysia.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya