Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPB: Koperasi Bisa Jadi Penggerak Pembangunan Berkelanjutan di RI dan Malaysia

Kompas.com - 04/09/2025, 20:00 WIB
Manda Firmansyah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koperasi harus mampu beradaptasi dengan dinamika pasar yang semakin kompetitif melalui penguatan kapasitas kepemimpinan dan pemahaman strategi bisnis modern.

Menurut Wakil Rektor IPB University Bidang Konektivitas Global, Kerja Sama, dan Alumni, Iskandar Zulkarnaen Siregar, terdapat tujuh prinsip yang perlu dipahami koperasi agar bisa berkembang tanpa kehilangan jati dirinya.

Tujuh prinsip yang dimaksud meliputi belas kasihan, pengendalian demokratis, partisipasi anggota ekonomi, kemandirian, pendidikan dan pelatihan, kerja sama antar koperasi, serta kepedulian terhadap komunitas koperasi.

Baca juga: Sri Mulyani Suntik Rp 16 Triliun untuk Pinjaman Koperasi Merah Putih

Ia menilai, kekuatan koperasi terletak pada kemampuan untuk memberdayakan anggota sekaligus menciptakan nilai tambah bagi masyarakat luas.

Lewat kolaborasi antar pemangku kepentingan seperti pemerintah, akademisi, hingga pelaku usaha, Iskandar menganggap koperasi bisa menjadi tidak hanya pilar ekonomi rakyat, melainkan pula penggerak pembangunan berkelanjutan.

"Dengan sinergi yang solid, koperasi diyakini mampu menghadapi tantangan global dan tampil sebagai institusi ekonomi yang inklusif, tangguh, dan berdaya saing tinggi," ujar Iskandar, dilansir dari laman resmi LKPE IPB University.

Ia menyebut, kerja sama IPB-Angkatan Koperasi Kebangsaan Malaysia Berhad (ANGKASA) adalah contoh nyata sinergi pelajar, pemerintah, serta gerakan koperasi dalam memperkuat daya saing di ASEAN.

Melalui Cooperative EXECUTIVE Leadership Program (CLEVER), IPB University bekerja sama ANGKASA untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan, tata kelola, serta daya saing koperasi.

Melalui CLEVER Leadership Program yang diselenggarakan akhir Agustus lalu, Indonesia dan Malaysia menunjukkan komitmen bersama dalam memperkuat gerakan koperasi.

Kolaborasi ini diharapkan melahirkan generasi pemimpin koperasi yang adaptif, inovatif, serta tangguh dalam menghadapi dinamika ekonomi global. Kolaborasi ini juga mengukuhkan posisi koperasi sebagai pilar penting pembangunan ekonomi masyarakat di kedua negara.

Baca juga: Proyek PLTS untuk Koperasi Merah Putih, IESR Ingatkan Risiko Mangkrak

"CLEVER tidak hanya sekadar program pelatihan, melainkan juga forum strategis dalam membangun jejaring koperasi regional untuk mendorong inovasi, profesionalisme, dan kontribusi nyata koperasi terhadap pembangunan berkelanjutan,"tutur Iskandar dalam keterangan persnya.

Sementara itu, Wakil Presiden Angkasa Malaysia, Datuk Hj. Mohamad Ali Hasan mengatakan, CLEVER menjadi momentum penting bagi pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik antar koperasi Indonesia–Malaysia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Pemerintah
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau