BEKASI, KOMPAS.com - Anita Puspitasari (37), ibu rumah tangga asal Babelan, Kabupaten Bekasi, tak masalah putrinya bermain gim online Roblox.
Pasalnya, sejak mengenal gim ini 1-2 tahun terakhir, kamampuan bahasa Inggris putra Anita, ZKH (8), justru berkembang pesat.
"Anak kedua (ZKH) yang maniak. Tapi kemampuan bahasa Inggris anak aku malah jadi cepat berkembang," ujar Anita kepada Kompas.com, Rabu (5/8/2025).
Anita mengatakan, sejak awal anaknya bermain Roblox menggunakan server luar negeri. Tujuannya untuk mengasah kemampuan bahasa Inggris melalui kolom percakapan.
Baca juga: Khawatir Anak Kecanduan Roblox, Orangtua Batasi Penggunaan Ponsel
Bahkan, ZKH disebut lebih banyak menguji kemampuan bahasa Inggrisnya dibanding menikmati permainan Roblox itu sendiri.
"Jadi dia sebenarnya main gimnya enggak seberapa, tapi lebih banyak chat-nya. Jadi dia misalnya mau lompat, dia kan nge-chat (pakai bahasa Inggris)," ungkap Anita.
Anita tak menampik terdapat sisi negatif dari permainan Roblox. Misalnya, adanya perkataan kasar hingga percakapan orang dewasa dalam kolom percakapan.
Terkait itu, Anita telah mewanti-wanti anaknya agar langsung keluar dari permainan.
"Sudah saya kasih tahu kalau ada yang ngomong kasar, ngomong hal dewasa, harus leave. Jadi anak sudah tahu konten yang boleh apa enggak," ujar Anita.
Anita menilai, terdapat sisi positif dan negatif di setiap gim daring. Oleh karena itu, ia membatasi anaknya agar tak terjerumus ke hal negatif.
Tindakan yang sama juga dilakukan oleh Rino (31), kepala rumah tangga asal Mustikajaya, Kota Bekasi. Rino membatasi anaknya, RFS (4), bermain Roblox lantaran khawatir terdistraksi percakapan negatif.
"Di chat itu ada potensi negatif buat anak kecil. Anak gua kan sudah mulai bisa baca, jadi itu takutnya dia tahu obrolan yang ada di situ," ungkap dia.
Karena adanya pembatasan ini, buah hati Rino kini tak lagi memainkan Roblox.
"Sekarang intensitas main sudah jarang. Jadinya sekarang sudah enggak pernah main Roblox," imbuh dia.
Baca juga: Anak Main Roblox, Orangtua Khawatir Muncul Teks dan Gambar Tak Patut
Sebelumnya, Mendikdasmen Abdul Mu'ti melarang anak-anak bermain Roblox karena sering menampilkan adegan kekerasan.
Dengan tingkat intelektualitas anak-anak yang masih terbatas, Mu'ti menilai, anak-anak cenderung akan meniru apa yang dilihat.
"Misalnya mohon maaf ya, kalau di gim itu dibanting, itu kan tidak apa-apa orang dibanting di gim. Kalau dia main dengan temannya, kemudian temannya dibanting, kan jadi masalah," ujar Mu'ti, Senin (4/8/2025).
Mu'ti meminta orangtua memandu anak-anaknya untuk tidak mengakses informasi-informasi, termasuk gim-gim daring yang mengandung kekerasan.
la mendorong orangtua lebih mengarahkan anak pada aktivitas fisik dan sosial yang bermanfaat, serta membatasi penggunaan perangkat digital hanya untuk tujuan edukatif.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini