JAKARTA, KOMPAS.com – Guru SMPN di Kota Bekasi, JP, yang diduga melecehkan siswinya, ternyata tercatat sebagai anggota Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di sekolah tersebut.
Hal ini diakui Kepala Sekolah SMPN di Kota Bekasi tersebut, Titiek Atikah.
"Iya (anggota TPPK), karena beliau tadinya posisi pembina OSIS, kan kami tidak pernah berprasangka ya (bakal kena kasus)," ujarnya, Rabu (27/8/2025).
Baca juga: Guru SMPN Kota Bekasi Lecehkan Siswi, Korban Sempat Takut Lapor
Menurut Titiek, JP baru satu tahun menjadi anggota TPPK pada tahun ajaran 2024/2025. TPPK sendiri biasanya menangani kasus-kasus kekerasan yang melibatkan siswa, seperti bullying antar siswa atau tawuran.
"Kalau ada bully antar siswa atau ada tawuran, nah biasanya menangani itu," jelasnya.
Setelah kasus pelecehan seksual mencuat, JP tidak lagi diberikan tugas tambahan di sekolah.
Titiek menegaskan, pihak sekolah tidak menyangka JP, yang merupakan anggota TPPK, justru melakukan tindakan kekerasan seksual.
"Betul itu kan diluar dugaan kami juga. Toh, dia juga sudah diamankan (polisi), saya juga sudah mencopot semua tugas tambahan dia," ujarnya.
Sebelumnya, JP dibawa ke Polres Metro Bekasi Kota untuk dimintai keterangan terkait dugaan pelecehan seksual terhadap siswinya.
Pantauan Kompas.com pada Selasa (26/8/2025), JP tiba di Polres pada pukul 11.18 WIB mengenakan kaos putih, masker, kacamata, dan topi biru navy.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi, Novrian, mengatakan JP dijemput dari rumah anaknya di Marakas, Bekasi, sekitar pukul 09.00 WIB.
Baca juga: Takut Kabur, KPAD Segera Jemput Guru SMPN di Bekasi yang Diduga Lecehkan Siswinya
Penjemputan dilakukan setelah koordinasi antara KPAD, Polres Metro Bekasi Kota, dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bekasi.
"Hari ini kami sama-sama mendampingi berdasarkan laporan LP yang sudah kami buat dan akhirnya kami melakukan penjemputan bersama-sama dengan pihak Polres Kota Bekasi," ucap Novrian.
Hingga saat ini, baru satu korban berinisial N (15), yang juga pelajar di sekolah tersebut, yang melapor. Sementara korban lain belum bersedia memberikan keterangan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini