Kolaborasi ini diwujudkan dengan mempertemukan pemerintah, pelaku usaha, dan investor guna mengoptimalkan pemanfaatan lahan produktif milik negara secara berkelanjutan.
Plt. Kepala Badan Bank Tanah Hakiki Sudrajat menuturkan, forum ini menjadi langkah nyata untuk memperluas kolaborasi pengelolaan lahan bernilai ekonomi tinggi dengan tetap menjaga prinsip keberlanjutan.
“Tanah bukan hanya aset, tetapi fondasi kesejahteraan bangsa. Melalui kemitraan strategis ini, setiap lahan yang dikelola negara diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat,” ujar Hakiki dalam keterangan resmi yang dilansir pada Jumat (24/10/2025).
Ia menegaskan, Badan Bank Tanah tidak sekadar menjadi pengelola aset negara, tetapi juga penggerak investasi yang mampu memberikan nilai tambah bagi pembangunan ekonomi nasional.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Institutional Banking BNI Eko Setyo Nugroho menambahkan, penyelenggaraan forum ini menjadi wujud sinergi konkret antara lembaga keuangan dan lembaga pengelola aset negara.
Menurutnya, peran Badan Bank Tanah sejalan dengan visi BNI sebagai bank BUMN yang berkomitmen mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Forum ini kami jadikan ruang kolaborasi bagi investor dan pengembang untuk bersama-sama mewujudkan proyek strategis di atas lahan yang terjamin legalitas dan pengelolaannya,” kata Eko.
BNI, lanjut Eko, siap menjadi mitra keuangan strategis melalui penyediaan berbagai solusi pembiayaan, seperti pendanaan proyek, pembiayaan sindikasi, serta layanan cash management dan transaction banking yang terintegrasi.
Sinergi ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem pembangunan yang efisien dan berkelanjutan.
Selain mendukung investasi produktif, kerja sama antara BNI dan Badan Bank Tanah juga berperan dalam program perumahan nasional bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Dengan tersedianya lahan legal dan terkelola dengan baik, pembangunan hunian layak diharapkan dapat berlangsung lebih cepat dan merata.
Forum tersebut diikuti oleh 54 mitra Badan Bank Tanah serta 32 pengembang yang merupakan rekanan BNI dari lima asosiasi properti, yaitu REI, APERSI, APERNAS, HIMPERA, dan Pengembang Indonesia (PI).
Dalam rangkaian kegiatan forum tersebut, dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Badan Bank Tanah dan Pemerintah Desa Kutuh, Bali, untuk pemanfaatan lahan seluas 5.000 meter persegi yang akan dikembangkan menjadi kawasan penunjang pariwisata.
Selain itu, Badan Bank Tanah juga menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Pemerintah Provinsi Maluku Utara guna mengoptimalkan lahan negara bagi pengembangan ekosistem industri kelapa berkelanjutan.
Gubernur Maluku Utara Sherly Tonja menyambut baik kerja sama lintas sektor tersebut dan menilai inisiatif ini sebagai solusi komprehensif dalam menggerakkan potensi ekonomi daerah.
“Badan Bank Tanah menyediakan lahannya, pemerintah daerah mempermudah perizinan, dan BNI siap mendukung pembiayaan. Dengan kolaborasi ini, lahan tidur dapat diubah menjadi aset produktif yang mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar Sherly.
Sinergi antara BNI, Badan Bank Tanah, dan pemerintah daerah diharapkan mampu memperluas akses pembiayaan investasi, mempercepat pemanfaatan aset negara strategis, serta memperkuat fondasi pembangunan ekonomi inklusif dan berkelanjutan di seluruh Indonesia.
https://money.kompas.com/read/2025/10/24/103100726/optimalkan-pemanfaatan-lahan-negara-badan-bank-tanah-gandeng-bni