Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

TBS Energi Utama (TOBA) Tak Ikut Proyek Listrik dari Sampah dan Patriot Bonds Rp 50 T

Perseroan juga tidak ambil bagian dalam penerbitan Patriot Bonds senilai Rp 50 triliun yang diluncurkan untuk membiayai proyek-proyek tersebut.

Direktur TBS Energi Utama, Juli Oktarina, mengatakan proyek PLTSa yang dikelola Danantara belum menjadi fokus utama perusahaan untuk saat ini. TOBA masih memprioritaskan proyek energi yang sudah berjalan dan sedang dikembangkan di wilayah regional.

“Untuk proyek Danantara Waste to Energy (WtE) itu belum menjadi prioritas kami, karena kami fokus terlebih dahulu pada proyek-proyek yang sudah ada di depan yang sudah kita approach dan di regional,” ujar Juli saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (28/10/2025).

Danantara sendiri berencana membuka lelang proyek PLTSa pada awal November 2025. Proyek ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2025 yang diteken Presiden Prabowo Subianto pada 10 Oktober lalu.

Beleid itu menyempurnakan Perpres Nomor 35 Tahun 2018, yang menjadi dasar pengembangan teknologi pengolahan sampah menjadi energi listrik ramah lingkungan.

Selain menegaskan posisi TOBA terhadap proyek Danantara, Juli juga menepis kabar bahwa perusahaannya terlibat dalam penerbitan Patriot Bonds.

“Untuk Patriot Bonds, kami juga tidak ikut. Kalau pun ikut, pasti sudah kami sampaikan dalam keterbukaan informasi. Tidak mungkin kami menutupi hal itu,” paparnya.

Adapun, Patriot Bonds senilai Rp 50 triliun yang diterbitkan Danantara sebelumnya diumumkan sebagai skema pembiayaan bagi lebih dari 30 proyek PSEL di berbagai wilayah Indonesia. Proyek ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada TPA konvensional dan sekaligus memperkuat bauran energi terbarukan di Tanah Air.

Senada, Head of Corporate Strategy & Investor Relations TBS Energi Utama, Nafi Achmad Sentausa, menyebut pihaknya sudah lama menaruh perhatian pada bisnis pengelolaan sampah. Sejak Perpres 35/2018 diterbitkan, perusahaan mulai mengamati peluang di sektor ini.

Namun eksekusi dan berbagai faktor lainnya belum memungkinkan, langkah konkret baru diambil pada 2023 ketika TBS mulai masuk ke pasar Singapura.

“Jadi TBS ini kan kita memang sudah mulai ngeliatin bisnis pengelolaan sampah ini sebenarnya dari tahun 2018. Jadi waktu Perpres yang pertama keluar, 35 itu memang kita sudah mulai ngeliatin bisnis-bisnis pengelolaan sampah. Namun ya karena eksekusinya dan banyak lain hal, akhirnya kita di tahun 2023 itu mulai masuk di Singapura,” ucap Nafi.


Perjalanan ekspansi berlanjut pada 2025, saat TBS menyelesaikan akuisisi KORA Environment, perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan sampah domestik.

Melihat perkembangan bisnis tersebut, TBS kini memilih fokus pada penguatan portofolio regional. Peluang di negara-negara seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia dinilai lebih menarik, baik dari sisi potensi pengembalian maupun kesesuaian dengan kapabilitas yang dimiliki perusahaan.

Karena itu, saat ini TBS lebih memilih untuk memperdalam pengalaman dan keahlian di tingkat regional sebelum kembali berkontribusi dalam proyek-proyek serupa di dalam negeri. Fokus utama perusahaan untuk saat ini masih tertuju pada pengembangan bisnis di luar Indonesia.

“Karena memang kita melihat opportunity di Thailand, di Vietnam, di Malaysia dengan return yang menarik dengan kapabilitas yang kita miliki itu banyak opportunity-opportunity yang sedang kita explore di sana,” jelasnya.

“Jadi justru prioritas yang sekarang kita punya itu lebih outward looking. Kita mau mengumpulkan kapabilitas, pengalaman, expertise lebih dalam lagi supaya nanti kita bisa hopefully berkontribusi juga untuk pembangunan itu di Indonesia,” lanjut Nafi.

https://money.kompas.com/read/2025/10/29/073000326/tbs-energi-utama-toba-tak-ikut-proyek-listrik-dari-sampah-dan-patriot-bonds-rp

Terkini Lainnya

Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Bagikan artikel ini melalui
Oke