Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
E-COMMERCE

Kisah Ventera, Dulu Dipandang Sebelah Mata Kini Diincar Banyak Mata

Kompas.com - 09/05/2025, 14:19 WIB
HTRMN,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di tengah persaingan industri fesyen dan alas kaki yang ketat, sebuah merek lokal bernama Vantera hadir dan kian mencuri perhatian, terutama di kalangan generasi muda.
Perkembangan pesat Vantera tidak datang begitu saja.

Sosok di balik kesuksesan brand lokal ini adalah Tiopilus. Dengan modal tekad membara, keberanian untuk terus belajar, dan semangat pantang menyerah, ia membangun Vantera dari nol pada usia relatif muda, yakni 21 tahun.

Sempat dipandang sebelah mata karena usianya, Tiopilus tak gentar. Ia justru menjadikan keraguan itu sebagai pemicu untuk membuktikan bahwa usia bukanlah batasan untuk menghasilkan karya yang berdampak.

Bersama platform e-commerce Shopee, Vantera tidak sekadar bertransformasi sebagai bisnis, tetapi juga representasi semangat anak muda yang berani mendobrak batasan dan membangun sesuatu dari keterbatasan yang ada.

Pemilik Vantera Tiopilus pun berbagi cerita awal mula ide bisnis tersebut tercipta.

“Gagasan untuk mendirikan Vantera muncul setelah saya lulus kuliah di usia 21 tahun. Saat itu, pandemi Covid-19 melanda dan mencari pekerjaan sebagai seorang fresh graduate terasa sangat sulit,” tuturnya.

Tiopilus menambahkan, keadaannya kala itu semakin menantang karena cedera yang dialaminya turut mempersempit peluang kerja.

“Di tengah penantian panggilan kerja, saya mulai berpikir. Alih-alih terus menunggu, mungkin inilah saat yang tepat untuk mencoba berwirausaha. Kebetulan, saya memiliki relasi di bidang konveksi. Jadi, saya memutuskan untuk memulai produksi sandal pria dan meluncurkan Vantera.” jelasnya.

Shopee jadi jembatan Vantera ke pasar lokal

Sejak awal, Vantera dibangun dengan impian sederhana, yakni terus bergerak maju di tengah segala keterbatasan.

Tanpa ekspektasi muluk, bisnis tersebut dirintis dari skala kecil dengan segala proses yang dikerjakan secara mandiri, mulai dari mencari mitra konveksi yang sesuai, mempelajari seluk-beluk material, hingga mengurus produksi sendiri.

“Saya benar-benar belajar semuanya secara autodidak sambil menjalankan bisnis ini. Dunia alas kaki sebelumnya bukanlah sesuatu yang saya kuasai betul. Namun, saya yakin, dengan konsistensi dan kemauan untuk belajar, pasti akan ada hasil yang baik,” cerita Tiopilus.

Setelah melalui serangkaian riset yang matang dan memastikan setiap detail produk memiliki kualitas yang sesuai standar, Vantera lahir sebagai merek sandal laki-laki dengan karakter desain simpel, berkualitas, dan relevan dengan gaya hidup anak muda.

Akhirnya, 2022 menjadi titik awal penting bagi Vantera. Bergabung dengan Shopee membuka pintu bagi usaha ini untuk dikenal luas oleh masyarakat sebagai alternatif alas kaki lokal berkualitas.

Tiopilus mengenang pengalamannya sebagai pengusaha muda. Ia mengatakan, sebagai pengusaha muda, ia sering kali dipandang remeh, terutama ketika harus bekerja sama dengan pihak-pihak yang jauh lebih berpengalaman.

Meski demikian, pandangan negatif tersebut justru menjadi pendorong baginya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 3 November 2025: UBS dan Galeri24 Turun Lagi
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 3 November 2025: UBS dan Galeri24 Turun Lagi
Belanja
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Purbaya Tawarkan Pemda hingga BUMD Ajukan Pinjaman ke Pusat dengan Bunga Rendah 0,5 Persen
Keuangan
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Nilai Tukar Petani dan Nelayan Kompak Turun Pada Oktober 2025, Apa Penyebabnya?
Ekbis
Benarkah Hino Milik Toyota?
Benarkah Hino Milik Toyota?
Ekbis
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Purbaya Soroti Lambatnya Penyerapan Dana oleh BTN, Sektor Perumahan Dinilai Masih Lesu
Ekbis
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Tak Mau Anak Magang Dieksploitasi, Ini Arahan Menaker
Ekbis
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Purbaya: Saya Undang Investor Asing, tapi Tidak Akan Memohon-Mohon
Ekbis
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau